Berita

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar/Net

Politik

UU Penyiaran Harus Serap Aspirasi Insan Media dan Masyarakat

KAMIS, 16 MEI 2024 | 07:52 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Revisi Rancangan Undang Undang (RUU) Penyiaran harus didasari aspirasi seluruh elemen masyarakat, termasuk insan media.

Harapan itu disampaikan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, lewat keterangan resmi, di Jakarta, Kamis (16/5).

UU Penyiaran, kata dia, harus mampu mengatasi tantangan jurnalisme dalam ruang digital, tanpa mengancam kebebasan berekspresi.


Cak Imin, sapaan akrabnya, mengaku paham betul pentingnya kebebasan berpendapat bagi masyarakat dan pers. Dia mengaku sempat menjadi jurnalis, sebagai Kepala Litbang Tabloid Detik pada 1993, dan mengalami pembredelan oleh Orde Baru.

"Pers itu salah satu pilar demokrasi. Jika kebebasannya dibatasi, artinya kita juga mengekang demokrasi. Maka saya titip 8 agenda perubahan kepada presiden terpilih, pak Prabowo, yang isinya meminta agar kualitas demokrasi diperkuat, menjamin kebebasan pers yang pada hakikatnya kontrol untuk menjadi lebih baik," urainya.

Menurutnya, mumpung revisi UU Penyiaran masih berupa draft, sehingga masih ada waktu untuk menyerap dan mendengarkan seluruh aspirasi masyarakat dan insan media.

Melarang penyiaran program eksklusif hasil investigasi, tambah dia, sama saja dengan membunuh jurnalisme. Mengingat kabar pendek seperti breaking news atau info viral sudah diambil alih media sosial, maka jurnalisme sangat diandalkan dalam melahirkan informasi yang panjang, lengkap, dan mendalam.

"Masak jurnalis hanya boleh mengutip omongan jubir atau copy paste press release? Ketika breaking news, live report bahkan berita viral sudah diambil alih media sosial, maka investigasi adalah nyawa dari jurnalisme hari ini," katanya.

Dalam konteks itulah, melarang penyiaran program investigasi sama saja mengebiri kapasitas paling premium dari insan pers, sebab investigasi tidak semua bisa melakukan.

Cak Imin mencontohkan program Buka Mata dari Narasi TV, Bocor Alus dari Tempo, atau film dokumenter Dirty Vote, yang tayang di kanal Youtube Watchdoc. Ketika dirilis, Dirty Vote mampu memberi perspektif dan informasi penting yang dibutuhkan publik dalam kontestasi Pilpres 2024.

"Dirty Vote, Buka Mata dan Bocor Alus itu salah satu produk jurnalisme investigasi yang mampu memenuhi kebutuhan publik akan informasi yang kredibel. Karya-karya seperti itu justru perlu didukung, karena membawa kebaikan bagi bangsa. Sama halnya dengan karya-karya kreatif lain yang hanya dapat muncul jika diberi ruang kebebasan," ungkapnya.

Di sisi lain, Wakil Ketua DPR RI itu memahami pentingnya kemampuan masyarakat memilah berita yang kredibel, di tengah gempuran informasi melalui social media dan berbagai platform penyiaran.

"Revisi UU Penyiaran harus mampu melindungi masyarakat dari hoaks dan misinformasi yang semakin merajalela, tanpa mengamputasi kebebasan pers. Masyarakat juga berhak mengakses informasi seluas-luasnya. Tidak Boleh ada sensor atas jurnalisme dan ekspresi publik," pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya