Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Romualdez Marcos Jr. ketika melantik Gilberto “Gibo” Teodoro Jr. sebagai Menteri Pertahanan Filipina, Juni 2023.
Hubungan antara Republik Rakyat China dan Republik Filipina semakin memanas. Konflik di peraitan Laut Filipina Selatan telah berpindah ke ruang diplomasi kedua negara.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, akhir pekan lalu memperingatkan Filipina agar tidak gegabah mengusir diplomat China yang diduga merekam pembicaraan telepon pejabat Filipina secara ilegal.
Tindakan tergesa-gesa, kata Lin Jian, akan membuat Filipina rugi sendiri.
Pernyaan Lin Jian itu disampaikannya setelah Menteri Pertahanan Gilberto Teodoro dan Penasihat Keamanan Nasional Eduardo Ano mendesak Kemlu Filipina mengusir diplomat Tiongkok yang secara ilegal merekam pembicaraan telepon Panglima Komando Barat Angkatan Bersenjata Filipina.
Lin Jian meminta Filipina memastikan diplomat China dapat menjalankan tugas dan menghentikan provokasi dan pelanggaran.
Rekaman pembicaraan telepon pejabat militer Filipina itu dibagikan Kedubes China di Manila hari Selasa pekan lalu.
Pihak-pihak yang terlibat di dalam pembicaraan telepon itu disebutkan menyepakati “model baru” dalam menangani sengketa di Laut Filipina Barat yang diklaim China.
Sejauh ini, menurut
The Manila Times, keaslian rekaman itu belum dapat dikonfirmasi.
Menteri Pertahanan Teodoro mendesak Kemlu Filipina memulai penyelidikan menyeluruh atas dugaan rekaman ilegal yang dilakukan China, dan menyebut skandal ini sangat gawat dan memerlukan tindakan cepat.
Sementara Penasihat Keamanan Nasional Eduardo Ano menilai, pejabat China mungkin telah melanggar hukum Filipina, khususnya UU Anti Penyadapan serta melanggar protokol dan konvensi diplomatik.
Gagasan mengusir diplomat China di Manila muncul seminggu setelah armada China mengganggu dan menembakkan meriam air ke misi kemanusiaan Filipina yang menuju ke Scarborough Shoal di perairan yang disengketakan itu.