Berita

Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno/RMOL

Politik

Pasca Penangkapan Warga China, Pemerintah Diminta Tegas Berantas Penambang Ilegal

SELASA, 14 MEI 2024 | 08:02 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Pemerintah diminta serius dan tegas menindak para penambang ilegal yang beroperasi di Indonesia, demi mengamankan aset negara.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno, menyikapi penangkapan warga negara China yang menambang bijih emas secara ilegal.

“Kalau warga asing sudah melakukan kegiatan penambangan ilegal, berarti lingkaran kejahatannya sudah sedemikian luas. Harus ada penanganan segera, karena bisa jadi ini fenomena gunung es yang sudah terjadi di banyak tempat,” tegas Eddy kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (14/5).


Sekjen PAN itu meminta Kementerian ESDM bekerjasama dengan aparat hukum menindak tegas dengan menutup operasi tambang ilegal di seluruh Indonesia.

“Penutupan atau tindakan penertiban tambang ilegal tidak bisa dilakukan sporadis dan reaktif saja. Harus ada political will kuat dengan tetap memperhatikan dampak," katanya.

Dari sisi regulasi, penambangan ilegal atau penambangan tanpa izin jelas melanggar Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

“Selain berpotensi merusak wilayah karena praktiknya tidak mengindahkan kaidah lingkungan, apalagi keselamatan, penambangan ilegal merugikan negara, karena pelaku tidak menyetor royalti maupun pajak,” tandasnya.

Sebab itu dia mengapresiasi pihak kepolisian yang telah mengungkap kasus penambangan ilegal oleh warga China di Ketapang, Kalimantan Barat.

“Komisi VII berharap kepolisian bersama Kementerian ESDM mengungkap lebih banyak lagi praktik penambangan ilegal, sekaligus memberikan tindakan tegas, agar tidak berulang lagi," tutup Eddy Soeparno.

Seperti diketahui, Kementerian ESDM bersama Bareskrim Polri menangkap seorang warga negara China berinisial YH, karena menambang bijih emas tanpa izin atau ilegal, di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Populer

Beri Alasan Baru untuk Usulan Pergantian Wapres, Refly Harun: Yang Paling Jelas Fufufafa

Jumat, 25 April 2025 | 05:15

Walikota Surabaya Akan Cabut Izin Perusahaan yang Tahan Ijazah Karyawan

Sabtu, 19 April 2025 | 01:32

Jokowi Lakukan Serangan Balik di Tengah Polemik Ijazah

Minggu, 20 April 2025 | 07:52

Pemberi Utang Terbesar ke RI Kompak Turunkan Pinjaman

Sabtu, 19 April 2025 | 08:57

Purnawirawan TNI Tuntut Gibran Mundur, Begini Respons Ketua MPR

Jumat, 25 April 2025 | 19:11

Warga Cimahi Kaget, Rumah Kontrakan Jadi Home Industri Narkoba

Sabtu, 19 April 2025 | 02:31

Penuntut Ijazah Jokowi Diduga sebagai Antek Asing

Jumat, 25 April 2025 | 16:46

UPDATE

Taiwan Perkuat Peran Kesehatan Global di Ulang Tahun ke-30 NHI

Selasa, 29 April 2025 | 15:54

Tuntutan Forum Purnawirawan TNI Bikin Mundur Institusi Militer

Selasa, 29 April 2025 | 15:53

Muzani dan Dasco Temani Prabowo Makan Siang di Istana, Bahas PCO?

Selasa, 29 April 2025 | 15:34

Tim Hukum Hasto Siap Beberkan Bukti Pelanggaran Etik Rossa

Selasa, 29 April 2025 | 15:31

Polemik FREN, Investor Bakal Bahas Bersama Komisi XI DPR

Selasa, 29 April 2025 | 15:30

Segmen Pasar Terbuka Lebar, Wuling Resmi Luncurkan EV Van

Selasa, 29 April 2025 | 15:20

Hasan Nasbi Mundur, Komunikasi Pemerintah Harus jadi Perhatian Serius

Selasa, 29 April 2025 | 15:10

Pemanfaatan Teknologi Kunci Utama Kemajuan Koperasi

Selasa, 29 April 2025 | 14:58

Wajar Dipercaya Prabowo, Pengamat: Komunikasi Dasco Mampu Selesaikan Banyak Persoalan

Selasa, 29 April 2025 | 14:50

Pengunduran Diri Hasan Nasbi Tidak Berdampak ke PCO

Selasa, 29 April 2025 | 14:46

Selengkapnya