Berita

Ilustrasi para pencari kerja di Amerika Serikat/Net

Bisnis

Pasar Tenaga Kerja AS Melemah, Klaim Tunjangan Pengangguran Melonjak ke Level Tertinggi dalam 8 Bulan

JUMAT, 10 MEI 2024 | 14:31 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Jumlah pengangguran di Amerika Serikat (AS) dilaporkan melonjak pesat pada pekan lalu, dengan mencapai level tertinggi dalam lebih delapan bulan.

Mengutip Reuters, Jumat (10/5), angka tersebut diketahui melonjak setelah banyaknya warga AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran.

Menurut laporan terbaru yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (9/5), klaim pengangguran mingguan naik dari 22.000 menjadi 231.000 pada 4 Mei kemarin.

Kenaikan tersebut merupakan yang terbesar dalam hampir empat bulan, bahkan melampaui perkiraan ekonom yang menargetkan 215.000 klaim.

Para ekonom mengaitkan lonjakan klaim tersebut terkait dengan masalah musiman setelah liburan musim semi sekolah baru-baru ini.

Namun, ada juga spekulasi yang mengatakan bahwa peningkatan tersebut terjadi akibat meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK), dengan klaim yang terutama meningkat di negara bagian seperti New York, California, Illinois, Indiana, dan Texas.

Selain itu, lowongan pekerjaan yang dilaporkan turun ke level terendah dalam tiga tahun pada bulan Maret kemarin.

“Pasar tenaga kerja menunjukkan beberapa tanda pelemahan, dengan lebih sedikitnya lowongan pekerjaan yang diumumkan di seluruh negeri, dan sekarang PHK di perusahaan meningkat, mengisyaratkan kehati-hatian di pihak perusahaan ketika mereka mempertimbangkan prospek untuk paruh kedua tahun ini,” kata kepala ekonom di FWDBONDS, Christopher Rupkey.

Perlambatan tajam di pasar tenaga kerja juga tercermin dalam survei yang dilakukan oleh Institute for Supply Management dan NFIB.

Survei tersebut menunjukkan banyak perusahaan AS yang tampaknya lebih memilih untuk mempertahankan pekerja mereka daripada merekrut karyawan baru setelah mengalami kesulitan mendapatkan tenaga kerja selama dan setelah pandemi Covid-19.

Sementara itu, pasar keuangan saat ini tengah menantikan keputusan Bank Sentral AS, Federal Reserve mengenai kebijakan suku bunga.

Meskipun The Fed mempertahankan suku bunga pada kisaran 5,25-5,50 persen, namun spekulasi tentang penurunan suku bunga pertama tetap menjadi sorotan, dengan sejumlah ekonom memperkirakan bahwa penurunan suku bunga dapat terjadi pada Juli mendatang.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

UPDATE

Kebijakan Bahlil Ugal-ugalan Bikin Susah Rakyat

Selasa, 04 Februari 2025 | 17:27

Bahlil Dampingi Prabowo Bertemu JK di Istana

Selasa, 04 Februari 2025 | 17:23

Legislator PKB Bingung Bulog DKI Mau Serap Ribuan Ton Beras

Selasa, 04 Februari 2025 | 17:13

BPH Curhat soal Dana Rp50 Miliar Masih Nyangkut di Kemenag

Selasa, 04 Februari 2025 | 17:02

Dewan Kebon Sirih Apresiasi Bantuan Modal UMKM Buat Program MBG

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:51

Kompromi Trump Basa-Basi, Dolar AS Masih di Atas Rp16.300

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:50

Pengecer Bisa Jual LPG 3 Kg, Eddy Soeparno: Prabowo Mendengar Aspirasi Masyarakat

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:47

Ferry Juliantono Dorong Alumni Fresh Unpad Buktikan Ilmu ke Rakyat

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:45

UU BUMN Sah, DPR: Penunjukan Direksi Tetap Domain Kementerian BUMN

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:29

Tidak Mau Disalahkan, Bapanas Sebut Kebijakan Impor Daging Ranah Kementan

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:28

Selengkapnya