Berita

Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia, Mohammad Anas RA/Istimewa

Politik

Penambahan Pos Kementerian Jangan Perbesar Beban Keuangan

JUMAT, 10 MEI 2024 | 14:17 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Sebagai presiden terpilih, Prabowo Subianto, memang memiliki hak prerogatif untuk menentukan kabinet pemerintahannya. Termasuk berencana untuk menambah pos kementerian dari 34 menjadi 40.

Namun, publik tetap butuh penjelasan apa alasan yang sebenarnya dari rencana penambahan pos kementerian tersebut.

Menurut Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia, Mohammad Anas RA, penambahan pos kementerian harus disusun dengan penghitungan yang cermat. Hal ini penting agar kementerian baru tidak menambah beban keuangan negara.

Apalagi Presiden terpilih Prabowo Subianto memiliki program makan siang gratis yang butuh dana ratusan triliun rupiah. Di samping itu, negara juga tengah membangun Ibu Kota Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang juga butuh anggaran besar.

"Jadi aspek keuangan perlu dikalkulasi dengan secermat mungkin," kata Anas kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (10/5).

Anas menambahkan, setiap presiden pasti punya cara pandang tersendiri dalam penyusunan komposisi kabinet.

"Bila Presiden terpilih mampu menjelaskan ke publik tentang perlunya menambah komposisi kabinet maka hal itu tidak menjadi masalah," jelas Anas.

Kendati begitu, jika kementerian baru tersebut memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang sama dengan lembaga yang sudah ada, maka sebaiknya hanya perlu dilakukan perubahan nama.

"Namun bila secara fungsi memang berbeda jauh maka tidak keliru untuk menambah kursi kabinet baru," pungkasnya.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka, Kejagung Didesak Periksa Tan Kian

Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31

Kawal Kesejahteraan Rakyat, AHY Pede Demokrat Bangkit di 2029

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55

Rocky Gerung: Bahlil Bisa Bikin Kabinet Prabowo Pecah

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53

Era Jokowi Meninggalkan Warisan Utang dan Persoalan Hukum

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01

Tepis Dasco, Bahlil Klaim Satu Frame dengan Prabowo soal LPG 3 Kg

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50

Dominus Litis Revisi UU Kejaksaan, Bisa Rugikan Hak Korban dan tersangka

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28

Tarik Tunai Pakai EDC BCA Resmi Kena Biaya Admin Rp4 Ribu

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16

Ekspor Perdana, Pertamina Bawa UMKM Tempe Sukabumi Mendunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41

TNI AL Bersama Tim Gabungan Temukan Jenazah Jurnalis Sahril Helmi

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22

Penasehat Hukum Ungkap Dugaan KPK Langgar Hukum di Balik Status Tersangka Sekjen PDIP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42

Selengkapnya