Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/Net
Menyusul ancaman penyetopan senjata Amerika Serikat, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuat pernyataan seolah mereka tidak membutuhkan bantuan itu untuk berperang.
Netanyahu mengatakan pasukan Israel akan berjuang sekuat tenaga, meski harus menggunakan kekuatan sendiri.
"Jika kita harus berdiri sendiri, kita akan berdiri sendiri. Jika harus, kami akan bertarung dengan sekuat tenaga," ujar Netanyahu dalam tayangan video, seperti dimuat
AFP pada Jumat (10/5).
Meski Netanyahu tidak memberi tahu kepada siapa pernyataan itu ditujukan. Tetapi kemungkinan ini berkaitan dengan ancaman Presiden AS, Joe Biden yang akan menghentikan pasokan senjata jika Israel meneruskan invasinya ke Rafah, Gaza.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi AS, Netanyahu mengatakan bahwa berharap dapat mengatasi perbedaan pendapat dengan Biden mengenai perang Gaza.
“Kami sering satu pendapat, namun ada juga perbedaan pendapat. Selama ini kami mampu mengatasinya,” kata Netanyahu.
Ketegasan Netanyahu soal serangan darat di Rafah juga didukung oleh Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.
“Kami akan berdiri teguh, kami akan mencapai tujuan kami. Kami akan menyerang Hamas, kami akan menyerang Hizbullah (Lebanon), dan kami akan mencapai keamanan," ujar Gallant.
Sementara Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz menegaskan bahwa Israel berhak menjaga keamanan nasionalnya, dan AS wajib membantu.
"Amerika Serikat mempunyai kewajiban moral dan strategis untuk melakukan hal tersebut. memberikan kepada Israel alat-alat yang diperlukan untuk misi ini," tegasnya.
Kepala juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan dalam sebuah pengarahan bahwa angkatan bersenjata memiliki cukup amunisi untuk Rafah dan operasi lain yang direncanakan.