Berita

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Wakil Kanselir dan Menteri Ekonomi dan Aksi Iklim Republik Federal Jerman, Robert Habeck di Jerman/Ist

Politik

Kepada Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

SENIN, 06 MEI 2024 | 19:10 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mampu mencapai 5,11 persen year on year (yoy) pada Triwulan I-2024 menuai pujian dari negara sahabat, Jerman.

Pujian tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Kanselir dan Menteri Ekonomi dan Aksi Iklim Republik Federal Jerman, Robert Habeck kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat menggelar pertemuan bilateral di Berlin, Jerman, Senin (6/5).

Robert menyoroti, capaian pertumbuhan ekonomi nasional tersebut semakin berkualitas jika disandingkan dengan data ketenagakerjaan dalam negeri. Per Februari 2024, ada 3,55 juta pekerja baru di Indonesia. Sementara jumlah pengangguran berkurang 0,79 juta orang menjadi 7,2 juta orang dibandingkan Februari 2023.


Proporsi pekerja formal di Indonesia juga meningkat menjadi 40,83 persen, lebih tinggi dari Februari 2023 (39,88 persen). Pekerja dengan status buruh, karyawan atau pegawai tumbuh sebesar 2,66 persen (yoy).

"Dari sisi pengeluaran, realisasi belanja pemerintah tumbuh 19,9 persen (yoy). Hal tersebut tercermin dari Konsumsi Lembaga Non-Profit Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh melejit hingga 24,29 persen (yoy) yang disebabkan adanya kegiatan pemilu," kata Airlangga membocorkan pembicaraan dengan Robert.

Berbagai kerja sama strategis juga dibahas pada pertemuan bilateral tersebut, antara lain bidang industri, perdagangan dan investasi, energi, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Ke depan untuk sisa periode tahun 2024, kondisi perekonomian global diestimasikan masih menghadapi ketidakpastian yang dipicu kebijakan suku bunga yang tinggi, peningkatan tensi geopolitik, hingga pelemahan permintaan global.

Meski demikian, berdasarkan publikasi WEO IMF April 2024, perekonomian nasional tahun 2024 diproyeksikan akan tetap resilien pada kisaran 5 persen dan pada tahun 2025 akan mengalami peningkatan serta melampaui proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan rata-rata negara berkembang.

Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintah telah mencanangkan sejumlah strategi, mulai dari menjaga daya beli dan stabilitas harga melalui kebijakan bantuan sosial, PPN DTP Properti, pengendalian inflasi dengan 4K.

Lalu menjaga ketahanan sektor eksternal melalui optimalisasi penerimaan DHE SDA dan memperkuat implementasi LCT, hingga mengakselerasi kinerja kebijakan sektoral lainnya melalui peningkatan nilai tambah dengan hilirisasi dan percepatan transisi energi dengan Electric Vehicle (EV).

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya