Berita

Korban keracunan massal tengah menjalani perawatan di RSUD Bayu Asih Purwakarta/Net

Nusantara

121 Warga Sukatani Keracunan Usai Hadiri Hajatan, 27 Orang Dilarikan ke RSUD

SENIN, 06 MEI 2024 | 14:22 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Keracunan massal kembali terjadi di Kabupaten Purwakarta. Pada Minggu (5/5), sekitar 121 warga Kampung Sukamulya, Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani diduga keracunan setelah menyantap hidangan di acara hajatan.

Informasi yang dihimpun, ratusan warga ini awalnya mengalami gejala mual, muntah, pusing, diare, dan sesak napas setelah menyantap hidangan di acara khitanan salah seorang warga. Gejala tersebut, mereka alami saat memasuki waktu Maghrib.

Sejak saat itu, belasan ambulans desa pun lalu lalang membawa pasien untuk dilarikan ke puskesmas dan klinik terdekat. Bahkan ada yang harus dilarikan ke RSUD Bayu Asih karena mengalami gejala serius.


Plt Direktur RSUD Bayu Asih, dr Tri Muhammad Hani menjelaskan, ada sekitar 27 pasien keracunan yang dilarikan ke RSUD. Sampai saat ini, ada beberapa pasien di antaranya masih menjalani pemeriksaan medis. Selain itu, ada 7 warga harus menjalani rawat inap, dan sisanya menjalani rawat jalan.

"Jumlah korban yang dibawa ke RSUD Bayu Asih ada sebanyak 27 pasien. Terdiri dari 21 pasien dewasa dan 6 pasien anak-anak," ujar dokter Hani, dikutip Kantor Berita RMOLJabar, Senin (6/5).

Ia menjelaskan, nyaris seluruh pasien keracunan ini mengalami gejala serupa. Yakni merasa mual, pusing, dan lemas. Adapun untuk pasien yang saat ini harus menjalani rawat inap, itu ada 6 pasien dewasa.

"Ada sebagian pasien terpaksa harus menjalani rawat inap karena mengalami sesak napas," jelas dia.

Dokter Hani menambahkan, selain fokus penanganan para korban, saat ini pihaknya juga akan melakukan pengambilan sampel makanan yang diduga membuat ratusan warga keracunan untuk diperiksa lebih lanjut.

"Untuk saat ini, dugaan dari makanan hajatan sunatan, jenis makanan apa saya belum dapat info lebih lanjut. Ada beberapa tim pengambilan sampel nanti bisa dicek terlebih dahulu," pungkas dokter Hani.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya