Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs, Ahmad Khoirul Umam/Net
Wacana pembentukan Presidential Club oleh presiden terpilih Prabowo Subianto layak diapresiasi. Pasalnya, merujuk pada model lembaga Presidential Club di Amerika Serikat, lembaga semacam ini bisa menghadirkan beberapa fungsi strategis.
“Sebagai sebuah ide, rencana pembentukan Presidential Club oleh presiden terpilih Prabowo Subianto tentu patut diapresiasi,” kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam dalam keterangannya, Sabtu (4/5).
Umam menjelaskan, Presidential Club memiliki beberapa manfaat bagi pemerintahan Prabowo-Gibran. Mulai dari fungsi penasihat informal presiden dari para mantan presiden untuk bertukar pendapat, nasihat, dan membahas isu-isu strategis terkait masalah politik-pemerintahan serta kebijakan publik.
“Lembaga seperti ini juga bisa mempromosikan kepentingan nasional dan internasional, baik melalui advokasi, kegiatan amal, atau inisiatif lainnya,” ujar Dosen Ilmu Politik & International Studies Universitas Paramadina ini.
Selain itu, Umam juga meyakini Presidential Club juga bisa mendorong kerja sama lintas partai yang menjadi entitas kekuatan politik para mantan presiden untuk memberikan nasihat-nasihat teknokratis kepada presiden yang memerintah.
Jurubicara Prabowo Subianto, Dahnil Azhar Simanjuntak sebelumnya menyebut rencana pembentukan Presidential Club diisi para mantan presiden RI yang masih hidup sampai saat ini.
Pembentukan klub itu, kata Dahnil, bertujuan agar para mantan presiden bisa tetap rutin bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan.
“
Insyaallah pada waktunya, Pak Prabowo pasti bertemu secara bersamaan, duduk bersama dengan Pak Jokowi, Pak SBY dan Bu Megawati,” kata Dahnil.