Berita

Benih lobster/Ist

Bisnis

ANLI Prediksi Vietnam Sulit Buka Rahasia Sukses Budidaya Lobster

JUMAT, 03 MEI 2024 | 19:19 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Pemerintah Indonesia dan Vietnam resmi menjalin kerja sama dalam pengembangan budidaya lobster di dalam negeri.

Dengan begitu, Vietnam bisa mendapatkan izin pengiriman benih bening lobster (BBL) atau benur ke negaranya secara legal dengan harga terendah Rp8.500 dari Indonesia, dengan syarat Vietnam harus lebih dulu melakukan budidaya BBL di Indonesia.

Ketua Asosiasi Nelayan Lobster Indonesia (ANLI) Rusdianto Samawa menilai kebijakan ini sangat sulit dilakukan.


“Pola rencana kebijakan pemerintah ekspor BBL dengan meminta Vietnam budidaya Lobster terlebih dahulu di Indonesia akan sama kondisinya,” ujar Rusdianto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (3/5).

Menurut dia, budidaya lobster di Indonesia, butuh waktu 1-7 bulan pembesaran untuk mencapai ukuran 150-300 gram. Butuh waktu 1,6 tahun untuk ukuran 1-2 Kilogram.

"Sama saja, kapan untungnya. Emang kuat investasi waktu segitu. Nah, hal ini hanya trik atau strategi menghindari tekanan publik,” ungkap Rusdianto.

“Kalaupun Vietnam mencoba teknologi pembesaran di Indonesia sehingga dalam kurun waktu 1 bulan bisa beratnya 1-2 Kilogram. Vietnam berani? Tidak takut kesaing nantinya? Saya kira tidak berani membuka rahasianya," tambahnya menegaskan.

Lanjut Rusdianto, problem budidaya di Indonesia itu, berbeda dengan Vietnam.

“Di Indonesia membuat keramba, belum ada gambaran laut dipetak secara langsung seperti Vietnam sehingga budidaya di Indonesia, tak kunjung berhasil. Bahkan ukuran 150 gram saja terlalu lama butuh waktu 1-6 bulan,” bebernya.

“Usulan saya kepada KKP bahwa laut itu dibuat petak saja seperti Vietnam, dicarikan tempat tersambung antar pulau. Kemudian dipagari dengan sistem jaring,” imbuh dia.

Dulu sistem ini, pernah diusulkan oleh pengurus ANLI, Tison Sahabuddin saat presentasi di depan pejabat KKP.

“Namun, usaha pemikiran tersebut, tak mendapat tanggapan yang baik karena KKP lebih mendengar pengusaha amatiran budidaya dari pada asosiasi nelayan secara langsung,” pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya