Berita

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi dalam diskusi 'Dekarbonisasi Industri Listrik dan Baja di Indonesia'/Ist

Bisnis

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

KAMIS, 02 MEI 2024 | 11:29 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Indonesia dan Australia membahas transisi energi antar dua negara dalam diskusi bertajuk 'Dekarbonisasi Industri Listrik dan Baja di Indonesia'.

Kedua negara membahas peran sektor ketenagalistrikan dan industri dalam memenuhi target emisi, serta strategi untuk menarik investasi dan mendukung transisi yang adil dan terjangkau.

Pakar ekonomi lingkungan dan perubahan iklim yang juga Kepala Bidang Energi di Institut Solusi Iklim, Energi dan Bencana di Australian National University, Profesor Frank Jotzo, mengatakan bahwa dekarbonisasi akan menjadi perubahan yang sangat penting bagi perekonomian kita saat ini dan dalam beberapa dekade ke depan.

“Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi, kuat dalam ekstraksi sumber daya, dan pengekspor utama bahan bakar fosil," ujar Frank Jotzo.

"Kesempatannya adalah untuk membentuk perubahan dengan cara yang sesuai dengan prioritas lingkungan dan juga sesuai dengan kemakmuran," lanjutnya.

Sementara Dosen Universitas Indonesia Alin Halimatussadiah mengatakan, kuncinya adalah kesepakatan dan koordinasi yang erat antara lembaga-lembaga pemerintah, serta kolaborasi dengan sektor swasta dan mitra internasional.

Tim Stapleton, Minister-Counsellor Kedutaan Besar Australia di Jakarta, mengatakan, "Indonesia dan Australia bersama-sama memahami bahwa kolaborasi dan aksi kolektif merupakan hal yang penting untuk membuat kemajuan dalam perubahan iklim. Kemitraan dan berbagi pengetahuan merupakan inti dari berkembangnya program Australia di sektor perubahan iklim dan energi dengan Indonesia dan seluruh Kawasan.”

Diskusi 'Dekarbonisasi Industri Listrik dan Baja di Indonesia' didukung oleh PROSPERA (Kemitraan Australia Indonesia untuk Pembangunan Ekonomi) dan KINETIK (Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia).

Populer

Pengamat: Kembalikan Citra, Hery Gunardi Pantas Dicopot Jadi Dirut BSI

Sabtu, 22 Juni 2024 | 19:46

Bermain Imbang Tanpa Gol, Laga Prancis Vs Belanda Diwarnai Kontroversi

Sabtu, 22 Juni 2024 | 04:09

Bey Machmudin Ingatkan Warga Jangan Coba-coba Mengakali PPDB

Selasa, 25 Juni 2024 | 03:45

Bey Machmudin akan Serius Tangani Judi Online di Jabar yang Tembus Rp3,8 T

Rabu, 26 Juni 2024 | 18:20

Wali Kota Semarang Gratiskan Biaya di 41 SMP Swasta

Minggu, 23 Juni 2024 | 00:46

Menwa Siap Kerahkan 5 Ribu Personel ke Gaza Bersama TNI

Rabu, 26 Juni 2024 | 01:19

DPR Khawatir Investasi TikTok Permudah Produk China Masuk RI

Kamis, 27 Juni 2024 | 00:03

UPDATE

Kepercayaan Publik Terus Merosot, Ada Apa dengan KPK?

Senin, 01 Juli 2024 | 12:01

Kapolres Imbau Warga Waspada Copet saat Pesta Rakyat HUT Bhayangkara

Senin, 01 Juli 2024 | 11:54

Segera IPO, BLES Incar Dana Segar Rp 240,42 Miliar

Senin, 01 Juli 2024 | 11:47

Anies Harap Pelayanan Polri Makin Optimal

Senin, 01 Juli 2024 | 11:41

Indonesia Kutuk Legalisasi Pos Pemukiman Israel di Tepi Barat

Senin, 01 Juli 2024 | 11:39

Ini Rekayasa Lalin di Sekitar Monas saat Pesta Rakyat HUT Polri

Senin, 01 Juli 2024 | 11:35

Kodim 1406/Wajo Terima KKL Studi Wilhan Perwira Siswa Dikreg LXIV Seskoad

Senin, 01 Juli 2024 | 11:30

Vivo Luncurkan Tablet Baru dengan SoC Snapdragon 8s Gen 3

Senin, 01 Juli 2024 | 11:26

KPK Panggil 2 Petinggi Perusahaan Tambang terkait Korupsi di Malut

Senin, 01 Juli 2024 | 11:25

Doakan Prabowo, Zulhas: Makin Gagah dan Menyala

Senin, 01 Juli 2024 | 11:17

Selengkapnya