Berita

Ilustrasi aksi unjuk rasa di hari buruh/RMOL

Politik

May Day seperti Ritual Tahunan Minim Realisasi Tuntutan

RABU, 01 MEI 2024 | 11:49 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Sejumlah permasalahan masih dialami buruh hingga proses pergantian presiden kedelapan selesai pada 2024 ini.

Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos alias Biran mencatat ada enam permasalahan pokok yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah dari masa ke masa, termasuk pemerintahan yang akan terbentuk dari hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Problem buruh sejak republik ini berdiri, dan sudah 8 presiden berganti masih sama. Yakni soal upah, durasi kerja, outsourcing, kesejahteraan, keselamatan kerja, hingga akses jaminan sosial," kata Biran kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (1/5).


Menurutnya, perayaan Hari Buruh Internasional yang jatuh setiap tanggal 1 Mei seperti hari ini, tidak memberikan dampak positif yang berarti bagi seluruh pekerja di Indonesia.

"Artinya May Day (Hari Buruh) semacam ritual tahunan yang minim realisasi tuntutan. Padahal Asosiasi buruh cukup memiliki kekuatan sebagai kelompok penekan kebijakan pemerintah, tetapi sampai saat ini faktanya nasib buruh masih sama," kata Biran.

"Yakni memperjuangkan hak-hak yang seharusnya diberikan oleh perusahaan dan wajib dilindungi oleh negara," sambungnya.

Akademisi ilmu politik dan komunikasi politik lulusan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu memandang, enam pokok permasalahan buruh yang selalu muncul di setiap tahun perayaan May Day belum mencakup persoalan krusial lainnya.

"Seperti belum berbicara tentang kualitas tenaga kerja kita, SDM, kesetaraan gender, dan lain-lain. Problem buruh masih terus menggunung dari tahun ketahun," kata Biran.

"Yang paling krusial adalah buruh terpaksa bekerja demi upah yang tidak seberapa ketimbang hidup menganggur dan jadi beban sosial masyarakat dan negara," demikian Biran.



Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya