Berita

Tim Advokasi Gerbang Watugong, Naufal Sebastian, menunjukkan surat somasi kepada awak media di Kompleks Kantor Gubernur Jateng, Senin (29/4)/RMOLJateng

Nusantara

Tidak Transparan dalam Pembentukan FKUB, Pemprov Jateng Disomasi Gerbang Watugong

SELASA, 30 APRIL 2024 | 06:31 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah disomasi Gerakan Kebangsaan (Gerbang) Watugong terkait ketidaktransparanan dalam pembentukan struktur pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jateng periode 2024-2029.

Koordinator Tim Advokasi Gerbang Watugong, Naufal Sebastian mengatakan, pembentukan pengurus FKUB Jateng 2024-2029 dinilai penuh kejanggalan karena tidak partisipatif atau tidak melibatkan partisipasi seluruh ormas keagamaan.

Bahkan, menurut Naufal, pembentukan FKUB Jateng dinilai berlangsung supercepat.


"Pembentukan FKUB selain singkat juga diskriminatif karena hanya berasal dari sedikit ormas keagamaan. Jadi hanya lima agama, kalau Islam hanya diwakili MUI, sementara ormas Islam ada banyak sekali," kata Naufal saat jumpa pers di Kompleks Kantor Gubernur Jateng, dikutip Kantor Berita RMOLJateng, Senin (29/4).

Ia menambahkan, pada 19 April lalu, untuk mengusulkan perwakilan dalam struktur kepengurusan FKUB Jateng, Pemprov Jateng melalui Kesbangpol telah mengirim surat ke sejumlah organisasi keagamaan.

"Lalu nama-nama pengurus itu maksimal dikirim pada 21 April untuk dilakukan penyusunan. Pembentukan pengurus ini berlangsung supercepat, sehingga tidak melibatkan partisipasi masyarakat. Karena supercepat ini, tidak ada partisipasi publik. Kita tidak bisa menilai apakah orang-orang tersebut layak menjadi anggota FKUB," beber Naufal.

Karena dianggap tidak mengakomodir semua ormas keagamaan, pihaknya menyebut proses pembentukan pengurus FKUB Jateng kali ini cenderung diskriminatif.

"Kita tahu ada banyak tokoh agama yang kompeten berkaitan dengan isu toleransi berbangsa dan bernegara, kemudian ormas Kristen banyak sekali, Budha juga banyak sekali," imbuhnya.

Dia menegaskan, Pemprov Jateng seharusnya memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh ormas keagamaan untuk melakukan penjaringan calon pengurus FKUB Jateng.

Menurutnya, hal ini juga berkaitan dengan kompetensi. Gerbang Watugong ingin agar jajaran pengurus FKUB yang terpilih benar-benar memiliki kompetensi dan pemahaman terkait isu keagamaan dan kebhinnekaan.

"Bayangkan kalau FKUB diisi oleh orang yang tidak memiliki perspektif kebhinekaan maka kebijakan yang direkomendasikan kepada kepala daerah akan berbahaya bagi kelangsungan kehidupan berbangsa dan berbhinneka kita yang sangat beragam," paparnya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Kota Semarang, Natael Bremana, menuntut adanya pembentukan ulang kepengurusan FKUB Provinsi Jateng periode 2024-2029 yang lebih transparan dan partisipatif.

Dia juga meminta agar kepengurusan FKUB diserahkan kepada internal organisasi beserta ormas keagamaan. Sementara Badan Kesbangpol Jateng posisinya hanya sebatas fasilitator.

"Jadi harapannya Kesbangpol dapat memfasilitasi khususnya sebagaimana aturan yang telah diamanatkan kepada Pj Gubernur itu sendiri sehingga harapannya ya menjadi fasilitator saja, kemudian dari FKUB dan masyarakat keagamaan itu sendiri (regenerasi kepengurusan)," kata Natael.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya