Stasiun berita Channel 12 pada Minggu (28/4) melaporkan bahwa 30 anggota Pasukan Pendudukan Israel (IOF) menolak mengikuti perintah untuk melancarkan serangan darat ke Rafah, Gaza.
Dikatakan bahwa pasukan berasal dari kompi terjun payung cadangan yang tergabung dalam Pasukan Terjun Payung regular.
Mereka diperintahkan untuk mempersiapkan serangan darat ke Rafah, tetapi menolak karena prajurit merasa tidak mampu melanjutkan pertempuran di Gaza setelah hampir 7 bulan bertempur.
"Mereka kemudian memberitahu atasan mereka bahwa mereka tidak akan datang karena mereka tidak lagi mampu melakukannya," bunyi laporan tersebut.
Pejabat Angkatan Darat mengatakan mereka tidak akan memaksa personel cadangan untuk ikut serta dalam invasi, tetapi penolakan tersebut merupakan indikasi jelas berkurangnya pasukan cadangan setelah pertempuran berbulan-bulan.
Beberapa hari yang lalu,
Channel 7 melaporkan bahwa lebih dari seratus perempuan yang wajib militer menolak menjadi tentara pengintai di dekat garis pemisah dengan Gaza.
Laporan itu menyebut bahwa ini adalah ketiga kalinya banyak personil militer yang menolak menjalankan tugas di unit tersebut.
Mantan Kepala Direktorat Operasi IOF, Israel Ziv mengatakan invasi darat ke Rafah berisiko tinggi dibandingkan yang dilakukan mereka di Gaza.
"Rafah adalah tempat yang sangat sulit dan padat untuk bertempur, ditambah dengan kepekaan Mesir dan AS terhadap operasi tersebut," jelasnya.
Awal bulan ini, Netanyahu mengklaim bahwa tanggal agresi Rafah telah ditetapkan, namun Menteri Keamanan Yoav Gallant kemudian membantah pernyataan tersebut saat berkunjung ke Washington.