Berita

KTP elektronik/Net

Nusantara

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

MINGGU, 28 APRIL 2024 | 08:01 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Sosialisasi program penonaktifan sementara Nomor Induk Kependudukan (NIK) warga yang tak lagi berdomisili di Jakarta sedang gencar dilakukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI. Namun hal tersebut justru menimbulkan kekhawatiran bagi warga Jakarta yang saat ini bekerja di luar negeri.

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Bambang Kusumanto mengatakan, perlunya sosialisasi lanjutan kepada masyarakat agar program tersebut bisa dipahami dengan baik dan tidak menimbulkan kekhawatiran.

“Penonaktifan NIK bagi orang-orang yang terdaftar di Jakarta tapi dia tidak tinggal di Jakarta ini bisa menyebabkan kebingungan dan yang dikhawatirkan menurut saya adalah matinya keperdataan masyarakat yang terdampak,” kata Bambang dikutip Minggu (28/4).

Bambang mengatakan, NIK merupakan identitas yang melekat pada pemiliknya dan menjadi legalitas dasar untuk semua urusan perdataan masyarakat. Sehingga penghapusan NIK harus benar-benar selektif.

“Karena NIK itu kan identitas. NIK itu menjadi dasar bagi semua urusan masyarakat. Kalau NIKnya dimatikan bisa berdampak luas,” kata Bambang.

Ia mengaku, menerima sejumlah keluhan dan keresahan warga Jakarta yang sedang bekerja di luar negeri.

“Tolong itu disosialisasikan terus jangan sampai nanti terjadi kematian keperdataan warga karena NIK nya sudah tidak bisa berfungsi,” kata Bambang.

Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta Budi Awaludin menjelaskan, penonaktifan sementara NIK warga Jakarta hanya menyasar warga yang sudah meninggal dunia. Itu pun sudah dicek terlebih dahulu ke lapangan.

“Sampai saat ini yang sudah kami ajukan ke Kemendagri itu baru NIK warga yang sudah meninggal. Data di kami sebanyak 80 ribu, ternyata setelah kami cek dan kroscek ke lapangan yang ternyata benar valid adalah 40 ribu yang dinonaktifkan yang sudah meninggal. Yang lain belum ada yang dinonaktifkan. Masih dalam proses,” kata Budi.



Populer

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

UPDATE

Tiga Hakim PN Surabaya Tersangka Dugaan Suap Diperiksa di Kejagung

Selasa, 05 November 2024 | 14:04

Beberapa Jam Sebelum Pilpres AS, Korut Luncurkan Rudal Balistik ke Laut Timur

Selasa, 05 November 2024 | 13:58

Pembiayaan Hijau Jadi Kunci Percepatan SDGs

Selasa, 05 November 2024 | 13:58

Dipimpin Titiek Soeharto, Komisi IV DPR Rapat Bareng Kementan

Selasa, 05 November 2024 | 13:57

Cegah Pelanggaran Etik, DKPP Rakor Bareng 622 Penyelenggara Pemilu

Selasa, 05 November 2024 | 13:53

Susun Prolegnas 2025-2029, Baleg DPR Bahas Revisi UU Hak Cipta

Selasa, 05 November 2024 | 13:51

BPOM Sita Puluhan Ribu Kemasan Latio Imbas Kasus Keracunan

Selasa, 05 November 2024 | 13:45

Laporan Dugaan Gratifikasi Private Jet Kaesang Masih Berproses di KPK

Selasa, 05 November 2024 | 13:36

DKPP Terima 584 Pengaduan Pilkada, Terbanyak di Sumut

Selasa, 05 November 2024 | 13:35

Masih Sakit, Megawati Belum Bisa Bertemu Prabowo

Selasa, 05 November 2024 | 13:20

Selengkapnya