Berita

Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Nur Faizin/Ist

Publika

Berdayakan dan Beri Akses Permodalan

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Oleh: NUR FAIZIN*
SABTU, 27 APRIL 2024 | 17:17 WIB

POLEMIK tentang Madura dan toko kelontong seketika menghentak dada, dipicu pernyataan Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Arif Rahman Hakim, yang mengimbau warung Madura bisa mengikuti aturan jam operasional yang ditetapkan pemerintah daerah.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM) merespons ihwal warung Madura yang dilarang membuka usahanya hingga 24 jam di Bali, lantaran banyak minimarket merasa tersaingi.

Meski wacana itu bersumber dari Bali, tetapi sedikitnya telah memicu kegelisahan dan diskursus publik tentang keberpihakan setengah hati pemerintah pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).


Menyikapi itu, setidaknya perlu pandangan jernih, mengedepankan kepentingan UMKM sebagai pintu masuk.

Pertama, toko kelontong Madura merupakan representasi kesejahteraan warga. Aktivitas ekonomi itu tumbuh dalam sistem sosial-ekonomi kemaduraan yang kokoh. Ia menjadi peluang usaha bagi para ‘migran Madura’ di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Bali, Yogyakarta, dan kota-kota besar lainnya.

Banyak dari mereka yang membuka bisnis itu sebagai sumber penghasilan utama atau tambahan. Sehingga, bila dikaji dalam pendekatan ekonomi paling dasar pun, sistem itu telah membantu meningkatkan ekonomi keluarga, warga, dan dan memberikan kontribusi pada perekonomian lokal khususnya, dan ekonomi nasional pada umumnya.
 
Kedua, di tengah pusat kota yang padat dengan sistem ekonomi yang cenderung mengarah pada kapitalisme korporatif, toko kelontong Madura masih memiliki peran penting dalam menyediakan akses barang dan kebutuhan sehari-hari bagi warga sekitar.

Harga barang-barang di toko kelontong itu juga lebih terjangkau dibanding minimarket atau supermarket besar.

Ketiga, ditinjau secara sosiologis, toko kelontong Madura sering menjadi pusat komunitas bagi para ‘migran’ Madura di kota-kota besar. Bukan hanya tempat untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari, tetapi juga titik pertemuan dan interaksi antarwarga Madura.

Di situ mereka bisa berbagi cerita, pengalaman, dan menyampaikan informasi terkini dari kampung halaman. Menurut hemat saya, itu sudah melampaui soal pendekatan ekonomi semata.
 
Keempat, pemerintah tidak boleh menggunakan tangan besi. Prinsipnya tetap harus membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar. Regulasi harus bersahabat pada UMKM, termasuk pada jenis usaha toko kelontong.

Mengingat itu aktivitas ekonomi yang penting, seharusnya pemerintah mendorong kegiatan ekonomi seperti toko Madura itu melalui pemberdayaan dan pelatihan; seperti konsultasi bisnis, fasilitasi kemudahan pada akses permodalan, akses terhadap sumber daya lain untuk membantu UMKM, meningkatkan keterampilan manajerial, pemasaran, dan operasional seperti yang sudah dilakukan pada UMKM lain selama ini.

Itu lebih esensial. Ketimbang meributkan soal jam buka, stimulus pertumbuhannya jauh lebih penting untuk ditingkatkan. Sehingga ekonomi warga tumbuh, tanpa harus ada yang dibunuh.

*Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya