Berita

WhatsApp/Net

Tekno

Tahun Politik, Mozilla Desak WhatsApp Ikut Perangi Misinformasi

RABU, 24 APRIL 2024 | 15:18 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tahun 2024 menjadi salah satu tahun terpenting dalam sejarah perpolitikan dunia, di mana tahun ini, empat miliar orang - sekitar setengah populasi dunia - di 64 negara termasuk negara demokrasi besar seperti Amerika Serikat dan India, akan datang ke tempat pemungutan suara.

Perusahaan media sosial seperti Meta,Youtube, dan TikTok, berjanji untuk melindungi integritas pemilu tersebut, setidaknya dalam hal wacana dan klaim faktual yang dibuat pada platform mereka.

Namun, yang tidak dibahas adalah aplikasi pesan tertutup WhatsApp, yang kini menyaingi platform media sosial publik baik dalam cakupan maupun jangkauan. Hal itu membuat para peneliti dari organisasi nirlaba Mozilla khawatir.


“Hampir 90 persen  dari intervensi keamanan yang dijanjikan Meta menjelang pemilu ini difokuskan pada Facebook dan Instagram,” kata Odanga Madung, peneliti senior di Mozilla yang berfokus pada pemilu dan integritas platform kepada Engadget.

“Mengapa Meta tidak secara terbuka berkomitmen terhadap peta jalan publik tentang bagaimana Meta akan melindungi pemilu di dalam (WhatsApp)?” ujarnya.

Selama sepuluh tahun terakhir, WhatsApp, yang dibeli Meta (saat itu Facebook) seharga 19 miliar dolar AS pada tahun 2014, telah menjadi cara default bagi sebagian besar dunia di luar AS untuk berkomunikasi. Pada tahun 2020, WhatsApp mengumumkan bahwa mereka memiliki lebih dari dua miliar pengguna di seluruh dunia, sebuah skala yang mengerdilkan aplikasi sosial atau perpesanan lainnya kecuali Facebook sendiri.

Terlepas dari skala tersebut, fokus Meta sebagian besar hanya tertuju pada Facebook dalam hal langkah-langkah keamanan terkait pemilu.

Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, Mozilla sudah meminta Meta untuk melakukan perubahan besar terhadap fungsi WhatsApp selama hari pemungutan suara dan pada bulan-bulan sebelum dan sesudah pemilu di suatu negara.

Setidaknya ada tiga perubahan sederhana yang diminta Mozilla terhadap WhatsApp untuk memperlambat penyebaran disinformasi politik dan konten berbahaya lainnya di platformnya selama pemilu.

Pertama, mereka meminta WhatsApp mengurangi kemudahan penggantian pesan di platform dengan menambahkan langkah tambahan yang mendorong pengguna untuk berhenti sejenak dan berpikir sebelum meneruskan konten.

Kedua, WhatsApp wajib menambahkan label peringatan disinformasi pada konten viral secara otomatis seperti Sangat Diteruskan: Harap Verifikasi pada pesan viral, selain label 'dilanjutkan berkali-kali' yang saat ini digunakan.

Terakhir, Mozilla juga meminta platform milik Mark Zuckerberg untuk menonaktifkan fitur Komunitas, membatasi ukuran daftar siaran hingga 50 orang, dan membatasi penggunaannya hingga dua kali sehari.

“Tanpa tindakan tegas dari WhatsApp, serangan disinformasi kemungkinan akan meningkat pada tahun 2024, yang bertujuan untuk memanipulasi dan melemahkan pemilu yang berdampak pada separuh populasi dunia,” pungkas perusahaan tersebut.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya