Harga emas dunia terpantau stabil setelah sempat mendekati rekor tertinggi beberapa hari setelah adanya peningkatan ketegangan di Timur Tengah.
Sempat menetap di angka 2.383 dolar AS per ons, Perdagangan siang ini, Rabu (17/4) pukul 12.56 harga emas dunia di pasar spot terpantau melemah 0,27 persen ke 2.375,80 dolar AS per ons.
“Reli emas baru-baru ini dibantu oleh panasnya geopolitik dan bertepatan dengan rekor tingkat indeks ekuitas,” tulis Citi dalam catatan tertanggal 15 April, seperti dikutip dari
CNBC.Permintaan terhadap aset safe-haven juga meningkat di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah Iran menembakkan lebih dari 300 drone dan rudal langsung ke Israel.
Pengamat pasar memantau dengan cermat potensi pembalasan dari negara Yahudi tersebut.
"Pembalasan yang signifikan dapat menyebabkan konflik yang lebih luas, yang akibatnya akan memicu kembali pembelian emas, serta kenaikan harga minyak dan penguatan dolar AS," kata Bartosz Sawicki, analis pasar di perusahaan jasa keuangan Conotoxia fintech.
Data Senin, yang dimuat
Reuters menunjukkan penjualan ritel AS meningkat lebih dari perkiraan pada bulan Maret. Imbal hasil Treasury 10-tahun naik untuk hari kedua berturut-turut, membuat emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik.
“Pasar berada dalam mode jeda dan menunggu situasi lain melemah akibat konfrontasi Israel-Iran ini. Anda akan melihat reli emas lainnya jika situasinya meningkat,” kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
“Jika konflik di Timur Tengah mereda, fokus pasar akan beralih ke The Fed. Sudah jelas bahwa The Fed tidak akan mampu menurunkan suku bunga dalam waktu dekat, yang merupakan elemen bearish bagi pasar emas dan perak," katanya.
Deutsche Bank memperkirakan harga emas pada 2.400 dolar AS per ounce pada akhir tahun dan 2.600 dolar AS pada bulan Desember 2025.