Berita

Ratusan kendaraan antre memasuki kapal di Pelabuhan Merak/Net

Nusantara

Ini Biang Kerok Penyebab Macet yang Mengular di Pelabuhan Merak

RABU, 10 APRIL 2024 | 11:39 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Angka pemudik yang melonjak tinggi sepanjang sejarah diyakini menjadi salah satu penyebab kemacetan panjang di Pelabuhan Merak pada Sabtu (6/4) hingga Senin (8/4).

Perusahaan penyeberangan, PT ASDP Indonesia Ferry, menjelaskan pada arus mudik Idulfitri tahun lalu jumlah kendaraan yang menyeberang dalam satu hari hanya 39 ribu unit.

Sementara, pada tahun ini angka tersebut melonjak hingga 42 ribu kendaraan per hari.


"Sabtu malam minggu yaitu yang tertinggi, jumlah kendaraannya sebesar 42 ribu lebih dibandingkan tahun lalu yang sekitar 39 ribu. Dengan demikian, ini adalah all time highest atau selama ASDP berdiri, satu hari menyeberangkan tertinggi di musim lebaran tahun ini," jelas Dirut PT ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi di Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak, dalam pernyataannya pada Selasa (9/4).

Adapun dari 42 ribu unit kendaraan pemudik itu, hampir 20 ribu unit mobil datang di waktu bersamaan, sehingga antrean mengular panjang di sekitar Pelabuhan Merak.

Sementara menurut ASDP Indonesia Ferry cabang Merak, daya tampung parkir kendaraan Pelabuhan Merak dalam satu waktu hanya sekitar 5.500 kendaraan kecil.

Selain itu, saat puncak arus mudik Lebaran 2024, terdapat sekitar 19.700 kendaraan pemudik yang belum memiliki tiket. Sehingga menambah kemacetan di Pelabuhan Merak.

"Satu catatan bersama bagi ASDP dan seluruh stakeholder yang terlibat dalam operasi penyeberangan angkutan lebaran ini adalah bahwa dari 42 ribu kendaraan tadi, 32 persennya atau jumlah absolutnya 19.700 kendaraan itu datang di hari yang sama, baru mendapatkan tiket di hari yang sama," jelasnya.

Angka penjualan tiket itu meningkat dari kapasitas yang disediakan, karena perusahaan tidak mungkin menolak penumpang yang telah datang ke Pelabuhan Merak.

"Memang kapasitasnya itu sekitar 25 ribu, tapi ketika ada peminat yang luar biasa banyak, ini mirip kayak di jalan tol yang nggak punya e-money, kalau tidak dilayani bakal berefek kepada belakangnya secara berantai panjang," pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya