Berita

Bisnis

Bisnis Properti Tiongkok Memburuk, Shimao Group Terima Petisi Likuidasi

SELASA, 09 APRIL 2024 | 22:49 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Raksasa properti China yang berbasis di Shanghai, Shimao Group, menerima petisi likuidasi dari bank milik negara Tiongkok yang berbasis di Hong Kong. Petisi penutupan itu diajukan China Construction Bank (Asia) pada tanggal 5 April. Shimao memiliki kewajiban keuangan  sekitar 204 juta dolar AS.

Kasus Shimao Group ini menambah buram wajah bisnis proterti Tiongkok.

Seperti dilaporkan CNN, pihak Shimao akan menentang petisi tersebut dengan keras dan akan terus berupaya menuju restrukturisasi luar negeri yang memaksimalkan nilai bagi para pemangku kepentingannya.

“Perusahaan berpandangan bahwa petisi tersebut tidak mewakili kepentingan kolektif para kreditur luar negeri perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya,” kata keterangan Shimao.

Masalah utang Shimao terjadi pada Juli 2022, ketika gagal membayar bunga dan pokok obligasi senilai USD 1 miliar. Saham perusahaan tersebut turun lebih dari 14 persen di Hong Kong pada hari Senin, setelah anjlok hampir 40 persen pada tahun ini.

Sektor real estat besar-besaran di Tiongkok terjerumus ke dalam masalah setelah pemerintah membatasi pinjaman berlebihan yang dilakukan pengembang pada tahun 2020 sebagai upaya untuk mendinginkan gelembung properti. Sejak itu, puluhan pengembang Tiongkok gagal membayar utangnya, CNN melaporkan.

Sejak saat itu, industri ini telah menjadi penghambat perekonomian yang lebih luas, yang sedang bergulat dengan pemulihan yang lambat setelah tiga tahun lockdown akibat pandemi dan serangkaian hambatan, mulai dari tingkat pengangguran kaum muda yang mencapai rekor tertinggi hingga meningkatnya tekanan keuangan di pemerintah daerah.

Pada bulan Januari, Evergrande, pengembang properti dengan utang terbesar di dunia dan contoh krisis properti Tiongkok, diperintahkan untuk dilikuidasi oleh pengadilan Hong Kong.

Perintah likuidasi tersebut, yang dibuat oleh Pengadilan Tinggi kota tersebut, dikeluarkan setelah raksasa real estate Tiongkok tersebut dan kreditor luar negerinya gagal menyepakati cara merestrukturisasi utang besar perusahaan tersebut selama pembicaraan yang berlangsung selama 19 bulan.

Masih ada pertanyaan tentang bagaimana dampak runtuhnya Evergrande terhadap investor, ribuan pekerja, dan pembeli rumah yang menunggu apartemen mereka.

Country Garden, pengembang besar lainnya yang gagal membayar utangnya tahun lalu, menerima petisi likuidasi pada bulan Februari dari kreditur setelah tidak membayar kembali pinjamannya.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Topeng Mega-Hasto, Rakus dan Berbohong

Kamis, 23 Mei 2024 | 18:03

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

KPK Juga Usut Dugaan Korupsi di Telkom Terkait Pengadaan Perangkat Keras Samsung Galaxy

Rabu, 15 Mei 2024 | 13:09

UPDATE

World Water Forum ke-10 Resmi Ditutup, Menteri PUPR Tekankan Tiga Hal Ini

Sabtu, 25 Mei 2024 | 10:04

Hujan Semalaman, 31 RT di Jakarta Kebanjiran

Sabtu, 25 Mei 2024 | 09:45

Kinerja Positif, Saham BRIS Makin Diminati Investor Asing

Sabtu, 25 Mei 2024 | 09:45

Fraksi PKS Apresiasi Spanyol Mengakui Kemerdekaan Palestina

Sabtu, 25 Mei 2024 | 09:28

Penjualan Turun, TOOL Hanya Raih Rp26 Miliar di Kuartal I-2024

Sabtu, 25 Mei 2024 | 09:20

Prediksi Elon Musk, AI akan Mengambil Seluruh Pekerjaan Manusia

Sabtu, 25 Mei 2024 | 09:09

Observasi Titik Rawan Galodo

Sabtu, 25 Mei 2024 | 08:59

Dirjen PHU: Indonesia Harus Cermati Peluang Ekonomi di Balik Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Sabtu, 25 Mei 2024 | 08:33

Perekrutan Pegawai Direktorat Risiko Pertamina Baiknya Jangan di Masa Transisi

Sabtu, 25 Mei 2024 | 08:32

Industri Pengolahan Susu Makin Berkibar, Investasi Mencapai Rp23,4 Triliun

Sabtu, 25 Mei 2024 | 08:23

Selengkapnya