Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak/Net
Inggris mulai sadar bahwa perang Gaza yang berlangsung lebih dari enam bulan sudah pada tahap mengerikan.
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak mengakui bahwa pihaknya selama ini membantu Israel untuk membasmi Hamas di Jalur Gaza.
Namun belakangan situasinya semakin mengerikan, pertumpahan darah di mana-mana dan korban sipil terus meningkat dengan jumlah yang signifikan.
“Kami terus mendukung hak Israel untuk mengalahkan ancaman teroris Hamas dan mempertahankan keamanan mereka. Namun seluruh Inggris terkejut dengan pertumpahan darah ini,” ujar Sunak dalam sebuah pernyataan pada Minggu (7/4), seperti dimuat AFP.
Melihat kondisi tersebut, Sunak mendesak agar perang segera diakhiri dan gencatan senjata diraih dalam waktu dekat.
“Konflik yang mengerikan ini harus diakhiri. Para sandera harus dibebaskan. Bantuan yang telah kami upayakan dengan sekuat tenaga untuk disalurkan melalui darat, udara, dan laut harus disalurkan,” tegasnya.
Desakan Sunak keluar setelah ada laporan bahwa tiga dari tujuh staf World Central Kitchen yang tewas dalam serangan udara Israel awal pekan ini adalah warga Inggris.
Pemerintah Inggris pada Jumat (5/4) menyerukan penyelidikan yang transparan atas pembunuhan tujuh pekerja bantuan di Jalur Gaza.
Perang Gaza dimulai 7 Oktober lalu ketika Hamas melakukan serangan mendadak di wilayah Israel Selatan yang mengakibatkan 1.170 kematian dan menyandera sekitar 25o warga.
Serangan balasan Israel selama enam bulan terakhir dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 33.137 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak.