Berita

Mahasiswa Anti Korupsi (MAKII) menggelar diskusi korupsi timah di Winky Coffe, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (5/4)/Ist

Politik

Korupsi Timah Meledak di Tengah Panasnya Suhu Politik

JUMAT, 05 APRIL 2024 | 23:54 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Mahasiswa Anti Korupsi (MAKII) menyoroti kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015-2022 yang diperkirakan mengakibatkan kerugian lingkungan hingga Rp 271 triliun.

Pemuda Bangka Belitung Firmansyah mengatakan, penambang rakyat kesulitan memperoleh izin penambangan timah di Bangka Belitung.

"Padahal Presiden Jokowi telah menekankan pentingnya melibatkan masyarakat dalam hilirisasi penambangan," kata Firmansyah dalam diskusi yang digagas MAKII di Winky Coffe, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (5/4).


Firmansyah menilai pemerintah berperan penting dalam memberikan solusi atas masalah regulasi yang mempengaruhi pengelolaan sumber daya alam oleh masyarakat setempat.

"Jika masalah ini tidak segera diatasi, potensi pengangguran akan meningkat dan Indonesia berisiko tertinggal dalam pemanfaatan sumber daya alam yang dimiliki," kata Firmansyah.

Sementara akademi Sanusi menyoroti skandal korupsi timah yang meledak di tengah memanasnya suhu politik di Tanah Air, khususnya terkait gugatan pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Kenapa baru muncul sekarang saat kontestasi Pemilu 2024 Nilai korupsi Rp271 triliun itu berdasarkan hitungan kerusakan lingkungan bukan nilai tambang," kata Sanusi.

Sedangkan Kabid Hukum dan HAM PP ISMAHI Masyhur Borut menekankan bahwa mengacu pada Pasal 33 UUD 1945 disebutkan sumber daya alam dikuasai negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

"Melihat fenomena korupsi timah di Bangka Belitung yang mana pertambangan dikuasai oleh BUMN, seharusnya bisa membawa kemakmuran rakyat, khususnya masyarakat lokal. Namun ternyata masyarakat lokal kesulitan untuk mendapatkan manfaat dari tambang di wilayah tanah mereka," kata Masyhur.

Diskusi turut menghadirkan panelis Christian Hernanda (Pengurus Pusat BEMNUS) dan Febriansyah (BEM STIMIK Indonesia).



Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya