Berita

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Nasional Repdem, Abraham Leo Tanditasik/Ist

Politik

Repdem Bersyukur Sebaran Hoax di Pemilu 2024 Menurun

SELASA, 02 APRIL 2024 | 23:35 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Penyebaran berita bohong atau hoax dan kampanye hitam selama pelaksanaan Pemilu 2024 menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia yang memiliki beragam suku, bangsa, agama hingga budaya.

Sebaran hoax dapat berdampak pada timbulnya perpecahan dan persatuan nasional sehingga dibutuhkan upaya-upaya yang sangat maksimal dalam menangkal virus-virus informasi yang menyesatkan.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Nasional Repdem, Abraham Leo Tanditasik, mengatakan dalam kontestasi pemilu adalah hal yang wajar jika terdapat serangan hoax dan kampanye hitam yang menyudutkan pihak-pihak tertentu.


Menurutnya, hoax semacam itu merupakan hal-hal yang berada di luar etika dalam berdemokrasi lima tahunan tersebut. Dia berharap tak ada lagi terjadinya berita-berita yang memecah belah persatuan.

"Hoax itu kan beredar ketika terjadi kontestasi. Kontestasi itu biasa, tiba-tiba ada hoax itu buat kita hal biasa meskipun itu diluar etika, sekali lagi saya menyebut diluar etika. Kontestasi sudah lewat, Pemilu 2024 dari pencoblosan sudah lewat maka hal-hal seperti itu saya kira yang perlu diingatkan adalah jangan terjadi lagi," kata Abraham dalam keterangannya, Selasa (2/4).

Kendati begitu, Abraham menyebut, sebaran berita hoax dan kampanye hitam tak sebanyak sebelumnya jika dibandingkan dengan gelaran Pemilu 2014 dan 2019. Di periode tersebut, sebaranya virus informasi itu dapat dikatakan masih tersebar bebas sehingga banyak masyarakat terhasut dan menjadi korbannya.

"Aku kira kemarin hoax-nya tidak separah 2014-2019, kalau itu parah banget. Tahun ini aku lihat hoaxnya sudah jauh-jauh menurun," ujarnya.

Lebih jauh, Abraham menilai, segala bentuk informasi yang bersifat hoax selayaknya harus dibuktikan sehingga dengan cara tersebut masyarakat dapat memilah mana informasi yang benar dan tidak benar.

"Dan yang melakukan itu juga harus bisa membuktikan apa yang disebutkan itu benar. Kemarin saya sudah ada satu kasus kemudian sudah dihentikan, oke saya kira di belakang itu semua sudah kondisikan damai, sudah selesai persoalannya sudah selesai,” jelas dia.

“Hanya kita berharap ke depan yang namanya potensi hoax khususnya SARA itu jangan sampai terjadi lagi, itu yang kita hindari," pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya