Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova/Net
Klaim bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan terhadap gedung konser Moskow pekan lalu diragukan kebenarannya oleh Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova pada Kamis (28/3) mengaku masih sulit percaya bahwa ISIS memiliki kapasitas untuk melancarkan serangan yang menewaskan sedikitnya 143 orang.
Dia justru kembali menyoroti Ukraina sebagai pelaku sesungguhnya dari serangan Moskow, meskipun belum memberikan bukti.
Zakharova mencium keanehan, karena Barat seakan-akan melemparkan tanggung jawab pada ISIS untuk menyelamatkan Ukraina.
"Untuk menghilangkan kecurigaan dari kolektif Barat, mereka sangat perlu menemukan sesuatu, jadi mereka menggunakan ISIS, mengeluarkan kartu as, dan hanya beberapa jam setelah serangan teroris, media Anglo-Saxon mulai menyebarkan versi-versi ini,” ujar Zakharova, seperti dimuat
AFP. Setelah serangan di Balai Kota Crocus Moskow terjadi, ISIS langsung mengaku bertanggung jawab dan para pejabat AS mengaku memiliki informasi intelijen yang menunjukkan bahwa pembantaian tersebut dilakukan oleh cabang jaringan tersebut di Afghanistan, ISIS Khorasan (ISIS-K).
Sementara Ukraina yang disudutkan sebagai pelaku serangan, berulang kali membantah pihaknya terlibat.
Presiden Rusia Vladimir Putin bisa menerima bahwa serangan itu dilakukan kelompok militan Islam, namun masih mencari tahu dalang yang memerintahkan penyerangan.
Pasalnya menurut Putin, serangan itu sangat menguntungkan Ukraina yang saat ini tengah berperang dengan Rusia.
Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko pada Selasa (26/3) punya kesaksian lain.
Dia mengatakan para pelaku penyerangan Moskow awalnya berusaha menyeberang ke Belarus sebelum berbalik dan menuju Ukraina setelah mereka menyadari bahwa jalur penyeberangan telah ditutup.
Sementara Direktur Badan Keamanan FSB Rusia sangat yakin Ukraina, bersama dengan Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam serangan Moskow.