Berita

Calon presiden oposisi Senegal Bassirou Diomaye Faye menyampaikan konferensi pers pertamanya setelah dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden Senegal di Dakar pada Senin, 25 Maret 2024/Net

Dunia

Baru Keluar Penjara, Oposisi Senegal Langsung Jadi Presiden

SELASA, 26 MARET 2024 | 14:59 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Meski belum ada pengumuman resmi, namun kandidat oposisi Senegal Bassirou Diomaye Faye dinyatakan menang dalam pemilihan umum presiden akhir pekan lalu.

Ini ditandai dengan Presiden petahana, Macky Sall yang telah mengakui kekalahannya berdasarkan hasil penghitungan awal.

Mantan Perdana Menteri Sall yang juga kalah dalam pemilu Amadou Ba, mendoakan kesuksesan bagi Faye dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh tim kampanyenya.


Mengutip AFP pada Selasa (26/3), kemenangan Faye terjadi hanya kurang dari dua minggu setelah dia dibebaskan dari penjara dan mencalonkan diri dalam pemilu.

Dalam pidato pertamanya, Faye berjanji akan memulai babak baru setelah berbulan-bulan penuh kekerasan dan banyak penangkapan politik menjelang pemilu.

“Saya berjanji untuk memerintah dengan rendah hati dan transparan, serta memerangi korupsi di semua tingkatan. Saya berjanji akan mengabdikan diri sepenuhnya untuk membangun kembali lembaga-lembaga kita,” ujar Faye.

Mantan inspektur pajak itu maju dalam pemilihan Presiden setelah sekutu dekatnya pemimpin oposisi populer Ousmane Sonko dilarang mencalonkan diri karena hukuman sebelumnya.

Kemenangan Faye mencerminkan rasa frustrasi di kalangan generasi muda dengan tingginya angka pengangguran dan kekhawatiran terhadap pemerintahan di negara Afrika Barat tersebut.

Pemilu pada Minggu lalu (24/3) digelar menyusul kerusuhan selama berbulan-bulan yang dipicu oleh penangkapan Faye dan Sonko tahun lalu, dan kekhawatiran bahwa Presiden Sall akan berusaha untuk masa jabatan ketiga meskipun ada batasan masa jabatan menurut konstitusi.

Kekerasan tersebut mengguncang reputasi Senegal sebagai negara demokrasi yang stabil di wilayah yang sering dilanda gelombang kudeta.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan puluhan orang tewas dalam protes tersebut, sementara sekitar 1.000 orang di penjara.

Pendiri lembaga pemikir asal Senegal Afrikajom Center, Alioune Tine mengatakan hasil pemungutan suara tersebut membuktikan Senegal akan bertahan setelah tahun yang sulit yang telah melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi.

“Dari penjara sampai istana presiden. Satu-satunya negara di Afrika yang mampu bertahan dari penyakit demokrasi yang telah mengguncang seluruh institusinya, sangat mengguncang masyarakatnya, dan hanya bisa pulih dari penyakit tersebut," ujarnya.

Analis internasional mengatakan pergantian kepemimpinan di Senegal akan melegakan setelah berbulan-bulan terjadi kekerasan, namun menimbulkan pertanyaan baru mengenai kebijakan luar negeri pemerintahan baru pada saat negara pesisir tersebut menjadi produsen minyak dan gas.

Peneliti di Policy Center for the New South, Rida Lyammouri mengatakan kemenangan di oposisi juga berarti perubahan besar dalam kebijakan dalam dan luar negeri.

Menurut Lyammouri, janji Faye untuk menjauh dari bekas kekuasaan kolonial Prancis dapat memberikan dampak positif bagi negara tersebut.

Di negara-negara tetangga di Sahel, termasuk Burkina Faso, Mali dan Niger, yang baru-baru ini mengalami kudeta militer, sentimen berbalik melawan Prancis.

Junta yang berkuasa telah mengakhiri kerja sama militer dengan Perancis, dan sebaliknya beralih ke Rusia untuk mendapatkan dukungan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya