Berita

Ilustrasi PPP/RMOLNetwork

Politik

PPP Gagal ke Senayan Karena Terlena Masa Lalu

SENIN, 25 MARET 2024 | 14:15 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Ada sejumlah faktor yang dinilai menjadi penyebab dari kegagalan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali duduk di Senayan pada Pemilu 2024. Di antaranya salah bergabung dalam koalisi Pilpres 2024 dan kurang mengantisipasi pergerakan voters.

Demikian disampaikan pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, yang menyebut banyak pihak khususnya lembaga survei yang sudah mengingatkan hal tersebut.

"Memang faktornya kompleks dan tidak tunggal. Ada faktor makro, meso, dan ada faktor mikro yang saling memengaruhi dan berkelindan interplay," katanya, diwartakan Kantor Berita RMOLJatim, Senin (25/3).

Surokim menjelaskan, tentu hal itu tidak bisa dibebankan kepada satu pihak saja sebagai penanggungjawab atas tidak lolosnya PPP ke DPR. Jadi harus ada evaluasi menyeluruh dan komprehensif.

"Menurut saya, faktor makro eksternal memang relatif tidak terlalu menguntungkan PPP, khususnya saat harus bergabung dalam koalisi Pilpres. Selain itu juga faktor mikro internal partai dalam mengantisipasi perubahan perilaku memilih voters saat ini," bebernya.

Kantong-kantong suara PPP, lanjut Surokim, selama ini hanya mengandalkan basis tradisional dan belum bisa ekspansif sehingga cenderung stagnan.

"PPP terlalu memorabilia dengan kekuatan masa lalu dan seolah lupa terkait dengan kebutuhan kekinian partai khususnya ekspansi ceruk pemilih baru," pungkasnya.

Dari 18 partai politik yang mengikuti Pemilihan Umum 2024, hanya 8 parpol yang lolos ambang batas parlemen di atas 4 persen.

PPP gagal ke Senayan karena persentase perolehan suaranya hanya 3,87 persen. Sejak partai berlambang Kabah ini berdiri pada 1973, ini pertama kalinya mereka tidak terlibat dalam pembagian kursi DPR.

Selain PPP, 3 partai berbasis Islam lain juga gagal mencapai ambang batas parlemen. Yaitu Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Ummat, dan Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya