Presiden Rusia, Vladimir Putin/Net
Presiden Rusia, Vladimir Putin berjanji untuk menghukum pelaku yang terlibat dalam pembataian di sebuah gedung konser dekat Moskow.
Dalam pidatonya, Putin menegaskan bahwa dirinya tidak akan membiarkan terorisme internasional merajalela di negaranya.
"Kami akan mengidentifikasi dan menghukum siapa pun yang berdiri di belakang teroris, yang merencanakan kekejaman ini, serangan terhadap Rusia, terhadap rakyat kami," tegasnya, seperti dikutip dari
Reuters pada Minggu (24/3).
Putin bahkan mengaku siap bekerja sama dengan negara mana pun yang sama-sama ingin mengalahkan para pelaku teroris.
"Semua pelaku, penyelenggara, dan mereka yang memerintahkan kejahatan ini akan dihukum secara adil dan pasti. Siapa pun mereka, siapa pun yang membimbing mereka," tambahnya.
Negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat yang hubungannya memburuk dengan Moskow karena perang, mengutuk serangan tersebut dan menyatakan simpati terhadap rakyat Rusia yang terkena dampaknya.
Gedung Putih mengaku telah lebih dulu berbagi informasi dengan Rusia awal bulan ini tentang renacana serangan di Moskow, dan mengeluarkan peringatan publik kepada warga Amerika di Rusia pada tanggal 7 Maret.
Gubernur wilayah Moskow Andrei Vorobyov mengatakan 133 jenazah telah ditemukan dari reruntuhan dalam 24 jam dan para dokter tengah berjuang menyelamatkan nyawa 107 orang.
Editor TV pemerintah Margarita Simonyan, tanpa menyebutkan sumbernya, memperkirakan jumlah korban jiwa mencapai 143 orang.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin mengatakan 11 orang telah ditahan, termasuk empat pria bersenjata.
“Mereka mencoba bersembunyi dan bergerak menuju Ukraina, di mana, menurut data awal, sebuah jendela telah disiapkan bagi mereka di sisi Ukraina untuk melintasi perbatasan negara,” ujar Putin.
Dinas keamanan FSB Rusia mengatakan orang-orang bersenjata itu mempunyai kontak di Ukraina dan ditangkap di dekat perbatasan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menuduh Rusia berusaha menggunakan tragedi di Moskow untuk menyalahkan Kyiv.
Sementara juru bicara intelijen militer Ukraina Andriy Yusov menegaskan bahwa Ukraina sama sekali tidak terlibat.
Kelompok Negara Islam (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan di konser Moskow.
Ini adalah serangan paling mematikan di Rusia selama hampir dua dekade dan yang paling mematikan di Eropa yang pernah diklaim oleh ISIS.
Kendati demikian, Putin tidak menyebut nama ISIS sedikitpun dalam pidatonya.