Berita

Pengamat politik Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Teuku Kemal Fasya/Dok Pribadi

Politik

Pengamat: Panglima TNI Dapat Informasi Keliru tentang Parlok Aceh

MINGGU, 24 MARET 2024 | 04:38 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal TNI Agus Subiyanto, dinilai mendapatkan informasi keliru tentang partai lokal (Parlok) Aceh, yang disinyalir menjadi di wadah aspirasi bekas Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Agus juga dianggap kurang mendapatkan informasi terkini terkait situasi di Aceh.

"Karena ada juga partai lokal itu yang berisi mantan aktivis mahasiswa misalnya partai SIRA. Kemudian Partai PAS yang berisi kelompok-kelompok para agamawan," kata pengamat politik Universitas Malikussaleh (Unimal), Teuku Kemal Fasya kepada Kantor Berita RMOLAceh, Sabtu (23/3).

Menurut Kemal, kombatan sendiri tidak tunggal dan tidak bisa disamakan dengan mantan anggota GAM. Mereka mentransformasikan kegiatan politik melalui Parlok dengan mengisi ruang di Partai Aceh (PA) dan PNA.

"Itu yang harus dipahami, jadi ada kekeliruan di dalam memberikan informasi kepada panglima TNI," ujarnya.

Selain itu, pernyataan Panglima TNI terkait indeks kerawanan Pemilihan umum (Pemilu), menurut Kemal juga keliru. Karena hal tidak melulu terkait isu separatisme.

Dituturkan Kemal, indeks kerawanan Pemilu itu terjadi misalnya, di Aceh ada daerah yang masih mudah terpapar oleh hoax yang berbau keagamaan. Kemudian isu kedua di Aceh berkembangnya rumor ketika tidak memilih kelompok tertentu akan kembali timbul konflik.

"Namun untuk isu kedua, potensinya rendah," terang Kemal.

"Sebab masyarakat Aceh sekarang tidak mudah lagi dikibuli dengan hanya satu informasi seperti isu-isu separatisme. Tetap mencari tahu tentang berbagai macam informasi," sambungnya.

Terlebih, lanjut  Kemal, Partai Aceh saat ini bersekutu dengan partai Ultranasionalis seperti Gerindra. Apalagi banyak jenderal, termasuk Wiranto, yang terlibat dalam penyelesaian konflik di Aceh,

Oleh karena itu, kata Kemal, pernyataan Panglima TNI tentang situasi di Aceh menunjukkan kurangnya informasi dan pemahaman yang keliru.

"Makanya saya sebut Panglima TNI sudah salah dalam mendapat informasi tentang situasi di Aceh, dan salah memahami tentang indeks kerawanan Pemilu," tandas Kemal.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Kejanggalan LHKPN Wakil DPRD Langkat Dilapor ke KPK

Minggu, 23 Februari 2025 | 21:23

Jumhur Hidayat Apresiasi Prabowo Subianto Naikkan Upah di 2025

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:56

Indeks Korupsi Pakistan Merosot Kelemahan Hampir di Semua Sektor

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:44

Beban Kerja Picu Aksi Anggota KPU Medan Umbar Kalimat Pembunuhan

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:10

Wamenag Minta PUI Inisiasi Silaturahmi Akbar Ormas Islam

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:08

Bawaslu Sumut Dorong Transparansi Layanan Informasi Publik

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:52

Empat Negara Utama Alami Krisis Demografi, Pergeseran ke Belahan Selatan Dunia, India Paling Siap

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:46

Galon Polikarbonat Bisa Sebabkan Kanker? Simak Faktanya

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:34

Indra Gunawan Purba: RUU KUHAP Perlu Dievaluasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:31

Kolaborasi Kunci Keberhasilan Genjot Perekonomian Koperasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:13

Selengkapnya