Buka puasa bersama di Sekretariat Nasional GSP di Jalan Tegal Parang Selatan I No. 37, Tegal Parang Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (22/3)/Ist
Ratusan relawan dari Gerakan Sekali Putaran (GSP) dan mantan relawan
Jokowi Prabowo (Jokpro) mengadakan silaturahmi dan buka puasa bersama di
Sekretariat Nasional GSP di Jalan Tegal Parang Selatan I No. 37, Tegal
Parang Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (22/3).
Ketua
Umum Gerakan Sekali Putaran (GSP) M. Qodari mengatakan diadakannya
kegiatan ini setidaknya ada dua hal yang melatarbelakanginya. Pertama,
yaitu bermaksud untuk kembali merajut silaturahmi antar relawan di
momentum bulan suci Ramadan ini.
“Melatih silaturahmi yang
biasanya nggak ketemu atau jarang ketemu, nggak pernah ketemu tapi bulan
puasa biasanya ketemu, minimal teman-teman waktu SMP, SMA, kuliah yang
hari-harinya sibuk dengan pekerjaan, sibuk dengan keluarga tapi begitu
bulan Ramadan ketemu momentum untuk ketemu untuk bersama-sama acara buka
puasa itu yang pertama,” ujar Qodari dalam sambutannya.
Kedua,
Qodari mengatakan momen buka puasa bersama ini terlaksana selain karena
hubungan kekeluargaan secara pribadi juga memperkuat perjuangan dan
kesamaan pandangan terkait memenangkan calon presiden dan calon wakil
presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
“Yang
kedua kita yang ada di tempat ini notabene tali pengikatnya selain
hubungan-hubungan yang bersifat pribadi adalah Pak Prabowo dan Mas
Gibran atau tambah lagi dengan Pak Jokowi. Khususnya kalau bicara tempat
ini karena tempat ini dulu adalah markasnya gerakan Jokpro,
Jokowi-Prabowo garis miring gerakan Jokowi 3 periode,” paparnya.
“Jadi
teman-teman yang ada di tempat ini yang sudah pernah ke tempat ini dari
lama itu adalah teman-teman aktivis Jokpro yang ketuanya waktu itu
adalah Mas Baron Danardono,” imbuhnya.
Lanjut Qodari, meskipun
gerakan Jokowi Prabowo sudah secara maksimal dilakukan tetapi belum
tergapai, namun tidak pernah patah arang kemudian bertransformasi
menjadi relawan GSP.
“Memang Pak Jokowi tiga periode, amandemen
presiden tiga periode tidak tercapai tetapi memang betul bahwa dalam
hidup tugas manusia itu adalah berusaha atau ikhtiar hasil itu
prerogatif yang maha kuasa, tugas kita adalah syariat, hasil adalah
makrifat dan semua proses politik itu melalui mekanisme yang namanya
terbentur, terbentur dan terbentuk,” ungkapnya.
“Bagaimana kita
mengikhtiarkan Pak Jokowi 3 periode saya supaya jangan ada polarisasi,
Mas Baron dan kawan-kawan mayoritas kawan-kawan di sini supaya
pemerintahan yang sudah bagus dilanjutkan Indonesia maju bisa
dilaksanakan,” tambahnya.
Lebih lanjut Qodari menjelaskan pada
akhirnya usaha dari para relawan yang tadinya memperjuangkan 3 periode
ditakdirkan menjadi 6 periode.
“Pada hari ini Mas Baron dan
teman-teman yang ingin agar pembangunan terus berlanjut Indonesia maju
terus berjalan tadinya mengejar tiga periode, alhamdulillah ternyata
ditakdirkan Tuhan untuk mendapatkan enam periode ya selamat kepada Mas
Baron dan teman-teman,” jelasnya.
Enam periode itu, Qodari
menjelaskan, jabatan Presiden Jokowi selama 2 periode, ditambah prediksi
Prabowo Subianto menjabat presiden selama 2 periode dan juga Gibran
Rakabuming Raka yang nantinya juga menggantikan Prabowo menjadi presiden
selama 2 periode.
“Karena realitasnya pada hari ini bisa jadi ya
minta 3 dapat 6, 2 periode Pak Jokowi, 2 periode Prabowo dan 2 periode
Gibran. Saya sudah ngomong di podcast, Gibran itu suatu saat menjadi
Presiden Republik Indonesia dan sekarang kalau Mr. Q ngomong orang pada
hati-hati karena biasanya kejadian,” beber dia.
Dikatakan Qodari,
Gibran menjadi presiden bukan lah yang tidak mungkin berkaca dari
sejarah majunya negara Singapura menjadi negara maju.
“Tidak ada
yang membantah di dunia ini bahwa peletak dasar kemajuan Singapura
namanya Lee Kuan Yew dan peletak kemajuan di Indonesia namanya Jokowi.
Nah Lee Kuan Yew ketika sudah turun dilanjutkan oleh seorang tokoh
perdana menteri namanya Goh Chok Tong. Nah pada hari ini dipimpin Lee
Hsien Loong putranya dari Lee Kuan Yew,” tandasnya.