Berita

Ilustrasi/Net

Nusantara

Pelarangan Truk AMDK di Hari-hari Besar Keagamaan Picu Kelangkaan dan Komplain Masyarakat

JUMAT, 22 MARET 2024 | 12:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Akibat sulitnya mendapatkan air yang benar-benar bersih dan layak dikonsumsi saat ini, sebagian besar masyarakat akhirnya bergantung kepada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Kelangkaan pasokan AMDK bisa menimbulkan keresahan.

“AMDK ini sangat dibutuhkan untuk air minum bagi banyak orang. Hal itu terbukti dengan datangnya komplain-komplain masyarakat ke saya setiap mereka mengalami kelangkaan air minum. Mereka langsung bertanya kenapa lambat pengirimannya,” terang Budianto, sopir truk di salah satu pabrik AMDK.

Ia mengaku sering dikomplain masyarakat jika terjadi kelangkaan produk yang setiap hari didistribusikannya ke berbagai daerah di Jawa itu.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini yang dikutip Jumat (22/3), ia menuturkan bahwa komplain dari masyarakat karena kelangkaan AMDK itu  sudah sangat sering.

“Sering dikomplain, loh ini barangnya (AMDK) mana? Apalagi dengan adanya aturan pelarangan truk AMDK ini,” tambahnya.

Pemerintah resmi menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Pengaturan Lalu Lintas Jalan serta Penyeberangan Selama Masa Arus Mudik dan Arus Balik Angkutan Lebaran Tahun 2024/1445 H, yang akan  berlaku mulai Jumat, 5 April 2024 pukul 09.00 waktu setempat sampai dengan Selasa, 16 April 2024 pukul 08.00 waktu setempat.

Pembatasan kendaraan angkutan barang berlaku untuk truk barang atau mobil barang dengan sumbu tiga atau lebih. Kemudian mobil barang dengan kereta tempelan, kereta gandengan, serta mobil barang yang mengangkut hasil galian, hasil tambang dan bahan bangunan.

Menurutnya, pembatasan operasional angkutan barang di libur besar keagamaan, seperti Lebaran 2024 ini, selain menimbulkan keresahan di antara para sopir, juga dikhawatirkan menimbulkan keresahan masyarakat karena berpotensi kelangkaan AMDK.

Menurutnya, di Pulau Jawa itu banyak daerah-daerah tandusnya, apalagi daerah-daerah yang dekat dengan pesisir laut dan dataran tinggi. Dia mencontohkan seperti daerah Grobogan, Jawa Tengah dan daerah-daerah lainnya.

“Kalau tidak cepat-cepat disuplai AMDK ke sana, kasihan masyarakatnya, Apalagi pada saat Lebaran nanti. Apalagi kalau pas ada yang mengadakan hajatan, air bersih seperti AMDK ini sangat dibutuhkan di sana, sudah jadi kebutuhan pokok bagi masyarakatnya,” ungkapnya.
 
Pada saat musim kemarau yang mungkin akan terjadi pada saat Lebaran nanti, masyarakat pasti sangat membutuhkan AMDK ini.

“Pada lebaran nanti kemungkinan pas musim kemarau sudah datang.  Jadi, untuk mendapatkan air yang benar-benar bersih terus kadar mineralnya juga bagus itu terpaksa masyarakat harus beli air kemasan. Artinya, AMDK itu akan sangat-sangat dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh masyarakat saat itu,” katanya.
 
Pada Rapat Koordinasi terkait pembatasan angkutan logistik pada saat hari besar keagamaan seperti Idulfitri,  Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) agar dilakukan relaksasi bagi pengangkutan logistik AMDK.

“Kami sudah mengajukan untuk relaksasi dari pembatasan angkutan darat khususnya untuk beberapa komoditi tertentu, salah satunya adalah komoditas barang pokok,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim.

Menurut Isy, hal tersebut penting agar memastikan ketersediaan pasokan bahan pokok dalam negeri tetap tersedia utamanya saat hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Nataru. Isy meminta kepada Kemenhub agar dapat memasukkan air minum dalam kemasan (AMDK) ke dalam salah satu komoditi yang dikecualikan dari batasan untuk pengangkutan darat.

“Untuk menghadapi lebaran dan puasa ini, kami mengusulkan untuk air minum dalam kemasan dimasukkan dalam pengecualian. Karena ini sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari. Meskipun di dalam Perpres Nomor 71 tidak termasuk dalam kebutuhan barang pokok, namun di dalam fakta sehari-hari, AMDK ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat,” ucap Isy.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

UPDATE

Perusahaan Tambang Wajib Beri Ruang kepada Kampus untuk Riset

Selasa, 18 Februari 2025 | 01:40

LIB Apresiasi Respons Cepat Panpel dan Keamanan Menangani Kericuhan Usai Laga Persija Vs Persib

Selasa, 18 Februari 2025 | 01:21

Kewenangan Absolut Jaksa Lewat Revisi UU Kejaksaan Ancam Demokrasi

Selasa, 18 Februari 2025 | 00:59

Disepakati DPR dan Pemerintah, Perguruan Tinggi Dapat Konsesi Tambang Lewat BUMN

Selasa, 18 Februari 2025 | 00:40

Diperiksa soal Kasus Razman, Hotman Sebut Penyidik Fokus ke Kata-kata Kasar di Ruang Sidang

Selasa, 18 Februari 2025 | 00:20

Bareskrim Periksa PT TRPN Terkait Pembongkaran Pagar Laut Bekasi

Senin, 17 Februari 2025 | 23:59

Penjualan Atap Asbes Harus Cantumkan Label Peringatan, Konsumen Terlindungi

Senin, 17 Februari 2025 | 23:47

Prabowo Atasi Jepang, IHSG Tembus 6.800

Senin, 17 Februari 2025 | 23:25

Aksi Indonesia Gelap Berakhir Tanpa Kisruh

Senin, 17 Februari 2025 | 23:25

Meniti Buih Reunifikasi Korea

Senin, 17 Februari 2025 | 23:13

Selengkapnya