Tangki minyak di Pelabuhan Richmond, California/Net
Harga minyak mentah dunia terpantau kompak melonjak pada perdagangan Kamis (14/3) ini, setelah adanya penurunan stok minyak Amerika Serikat dan serangan kilang minyak Rusia.
Harga minyak WTI tercatat menguat 0,15 persen mencapai 79,84 dolar (Rp1,2 juta) per barel, sementara harga minyak mentah Brent naik 0,12 persen menjadi 84,13 dolar (Rp1,3 juta) per barel.
Pergerakan kenaikan harga minyak mentah tersebut telah terlihat pada perdagangan sebelumnya (13/3) minyak mentah WTI dan Brent masing-masing mengalami kenaikan sebesar 2,78 persen dan 2,58 persen. Angka itu menjadi kenaikan tertinggi empat bulan sejak 6 November 2023 lalu.
Berdasarkan laporan yang dikutip dari
Reuters, kenaikan harga minyak tersebut dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya penarikan tiba-tiba persediaan minyak mentah AS.
Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan sejumlah perusahaan energi telah menarik stoknya sebesar 1,5 juta barel minyak mentah. Penarikan secara mendadak itu jauh melampaui perkiraan analis, yang sebelumnya justru memperkirakan adanya peningkatan produksi sebesar 1,3 juta barel.
Selain itu, pasar juga telah digetarkan oleh serangan besar-besaran Ukraina terhadap kilang minyak Rusia baru-baru ini.
Serangan tersebut menyebabkan kebakaran di kilang terbesar Rosneft, yang dapat berpotensi mengganggu pasokan minyak dari Rusia ke pasar global.
"Karena kapasitas penyulingan Rusia rusak akibat serangan pesawat tak berawak Ukraina, hal ini dapat mengakibatkan Rusia mengekspor lebih sedikit bahan bakar diesel sehingga berpotensi bagi Rusia untuk mulai mengimpor bensin dan tentu saja akan mempengaruhi harga di seluruh dunia," ujar Presiden Lipow Oil Rekan, Andrew Lipow, di Houston, kepada Reuters.