Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Adrienne Watson/Net
Pernyataan Presiden Vladimir Putin tentang kesiapan Rusia menghadapi perang nuklir tidak begitu ditanggapi serius oleh Amerika Serikat.
Seorang pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa Washington hingga saat ini belum melihat indikasi bahwa Rusia sedang bersiap untuk perang nuklir.
Dia menganggap pernyataan Putin hanya sebuah klaim yang ditujukan untuk menegaskan bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklir hanya jika kedaulatan mereka terancam.
"Kami belum melihat adanya alasan untuk menyesuaikan postur nuklir kami, atau adanya indikasi bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina,” kata pejabat itu, seperti dikutip dari
Reuters pada Kamis (14/3).
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Adrienne Watson menilai retorika Putin tentang nuklir sebagai tindakan yang ceroboh dan tidak bertanggung jawab.
"Rusialah yang secara brutal menginvasi Ukraina tanpa provokasi atau pembenaran, dan kami akan terus mendukung Ukraina dalam membela rakyat dan wilayah kedaulatannya dari agresi Rusia,” tegasnya.
Dalam sebuh wawancara dengan televisi
Rossiya-1 dan kantor berita
RIA pada Rabu (13/3), Presiden Vladimir Putin mengungkapkan kesiapan Rusia untuk perang nuklir baik dengan Ukraina maupun Barat.
Putin mengatakan bahwa secara teknis Rusia sudah memiliki senjatanya dan siap untuk bertempur kapan saja.
"Senjata sudah ada untuk digunakan. Dari sudut pandang teknis militer, kami tentu saja siap,” tegasnya.
Kendati demikian, Putin menilai, konfrontasi nuklir tidak akan terjadi dalam waktu dekat, karena baik Ukraina maupun Barat sudah paham bahwa penempatan nuklir dalam perang akan dianggap sebagai intervensi.
"Oleh karena itu, saya tidak berpikir bahwa segala sesuatu di sini sedang terburu-buru (konfrontasi nuklir), namun kami siap untuk itu," ujar Putin.
Lebih lanjut, Putin mengatakan jika Amerika Serikat melakukan uji coba nuklir, Rusia mungkin akan melakukan hal yang sama.