Berita

Suroto/RMOL

Publika

Ogoh-ogoh dan Cawe-cawe

Oleh: Suroto*
RABU, 13 MARET 2024 | 03:45 WIB

KEDUA kata tersebut ada dalam bahasa Jawa. Ogoh-ogoh dalam bahasa Jawa artinya obok obok. Kalau cawe-cawe artinya ikut-ikutan. Sebetulnya kedua kata itu memiliki kemiripan. Artinya sama sama intervensi.

Ogoh-ogoh itu sifatnya provokatif. Ikut ikutan tapi tidak sampai masuk ke dalam. Hanya bermain di tubir, di lerengnya. Hanya di luar luaran. Hanya keceh di bibir pantai dan sesekali bermain ombak tapi tidak sampai berenang ke dalam.

Berbeda dengan cawe-cawe, itu terlibat langsung, turut serta dalam permainan. Sudah masuk ke dalam. Walaupun tidak memiliki kartu peserta atau kewenangan untuk masuk.

Menurut saya ogoh-ogoh itu memiliki derajat yang lebih tolerantif. Sebab permainan tetap berjalan sesuatu aturan, keputusan keputusan formil tetap jalan. Ogoh-ogoh itu dilakukan oleh klik. Provokasi dari para klik. Elite dan tidak membuat sistem, struktur berubah signifikan.

Lain halnya dengan cawe-cawe. Artinya terjun langsung. Seperti misalnya kalau dalam sebuah acara hajatan itu ikut nyinom, ikut meracik dan menyajikan makanan dan minuman. Memasak airnya, mengaduk tehnya. Jika diibaratkan sebuah permainan sudah termasuk sebagai upaya mempermainkan permainan.

Resikonya, buat para pengogoh-ogoh atau mereka yang mencoba memprovokasi dan bermain-main di tubir itu resikonya relatif rendah. Mungkin hanya mendapat teguran hakim garis, bentakan sekuriti, atau makian penonton.

Tapi kalau sudah cawe-cawe itu lain. Dia masuk di dalam. Terlibat. Datang langsung mengubah permainan di dalam. Mengacaukan permainan dan pengaruhi formasi formasi dan strategi. Mengatur-atur permainan. Mempengaruhi perumus aturan dan bahkan merekayasa agar sesuai selera. Membentak panitia, menghardik hakim garis, wasit.

Mereka yang mempermainkan permainan itu layak jadi mainan. Saya kira pantas untuk mendapat sanksi sesuai prosedur legal formal. Kalau tidak, maka saya yakin kekecewaan penonton akan membuat sebuah gerakan massa yang semakin membesar dan menjadi manuver besar. Menjadi pukulan besar kelak.

*Penulis adalah Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses), Penulis Buku "Koperasi Lawan Tanding Kapitalisme".

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

PDIP: Terima Kasih Warga Jakarta dan Pak Anies Baswedan

Jumat, 29 November 2024 | 10:39

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

UPDATE

Gegara Israel, World Central Kitchen Hentikan Operasi Kemanusiaan di Gaza

Minggu, 01 Desember 2024 | 10:08

Indonesia Harus Tiru Australia Larang Anak Akses Medsos

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:58

Gaungkan Semangat Perjuangan, KNRP Gelar Walk for Palestine

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:36

MK Kukuhkan Hak Pelaut Migran dalam UU PPMI

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:18

Jet Tempur Rusia Dikerahkan Gempur Pemberontak Suriah

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:12

Strategi Gerindra Berbuah Manis di Pilkada 2024

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:53

Kubu RK-Suswono Terlalu Remehkan Lawan

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:40

Pasukan Pemberontak Makin Maju, Tentara Suriah Pilih Mundur dari Aleppo

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:30

Dirugikan KPUD, Tim Rido Instruksikan Kader dan Relawan Lapor Bawaslu

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:06

Presiden Prabowo Diminta Bersihkan Oknum Jaksa Nakal

Minggu, 01 Desember 2024 | 07:42

Selengkapnya