Beberapa hari jelang pemilihan umum Rusia, kepolisian negara tetangga Latvia berencana memperketat pengawasan terhadap warga Moskow yang akan mencoblos di negara tersebut.
Kepala polisi Latvia, Armands Ruks mengatakan bahwa kebijakan ini diambil guna memastikan bahwa peserta pemilih Rusia yang akan menggunakan suaranya di Kedutaan Besar Rusia di Riga adalah orang-orang yang memiliki izin tinggal sah.
“Akan ada pos pemeriksaan keliling di jalan-jalan Riga di sekitar kedutaan untuk memeriksa apakah warga negara Rusia memiliki hak hukum untuk tinggal di Latvia,” ujar Ruks, seperti dimuat
Al-Mayadeen pada Selasa (12/3).
Ini sekaligus membantu Latvia menyeleksi warga Rusia ilegal, sehingga tindakan deportasi dapat segera dilakukan.
"Jika pemilih Rusia diketahui tidak memiliki izin tinggal yang sah, para pejabat akan langsung mendeportasi mereka,” tambahnya.
Latvia juga tidak akan membiarkan pemilu Rusia akhir pekan ini digunakan oleh para oknum untuk menyuarakan dukungan terhadap invasi Rusia.
Otoritas imigrasi telah memulai proses mengeluarkan perintah deportasi bagi warga negara Rusia yang gagal mematuhi peraturan baru yang mewajibkan kemahiran berbahasa Latvia tingkat dasar atau pendaftaran kursus bahasa, menyusul amandemen parlemen tahun lalu.
Persyaratan kemahiran bahasa tidak berlaku bagi pengungsi Ukraina atau warga negara UE atau NATO yang tinggal di Latvia.
Langkah-langkah semacam itu dilakukan di tengah maraknya Russophobia yang diperburuk oleh propaganda Barat dan boikot terhadap segala sesuatu yang berbau Rusia setelah perang di Ukraina.
Niat Latvia untuk memverifikasi status kependudukan pemilih Rusia menunjukkan komitmennya untuk menegakkan undang-undang imigrasi yang diskriminatif terhadap warga Rusia. Kemungkinan besar langkah-langkah ini secara khusus ditujukan untuk menargetkan para pendukung Putin.
Negara tersebut sebelumnya telah menangkap beberapa jurnalis Rusia yang dituduh melakukan spionase.