Berita

Karyawan Google yang menolak proyek Nimbus dengan militer Israel/Net

Dunia

Google Pecat Karyawan Pro-Palestina yang Protes Proyek Kontroversial di Israel

SELASA, 12 MARET 2024 | 10:31 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Perusahaan teknologi raksasa Google telah memecat seorang karyawannya yang melakukan protes pro-Palestina selama forum pimpinan perusahaan berlangsung di Kota New York pekan lalu.

Mantan karyawan Google Cloud tersebut mengekspresikan penolakannya dengan berteriak ketika Pimpinan Google Israel, Barak Regev, memberikan pidato.

Dalam aksi tersebut, karyawan Google itu menolak proyek teknologi yang saat ini sedang dibangun Google, yang dianggap mendukung genosida, dan apartheid.


"Saya menolak untuk membangun teknologi yang mendukung genosida, apartheid atau pengawasan," teriaknya pada Senin (4/3) lalu dalam sebuah video yang kemudian menjadi viral di media sosial seperti dilansir Anadolu Agency.

"Proyek Nimbus membahayakan anggota komunitas Palestina," sambungnya, saat petugas keamanan mengawalnya keluar dari area tersebut.

Juru bicara Google menyatakan bahwa pemecatan karyawan tersebut dilakukan karena dianggap mengganggu acara resmi yang disponsori oleh perusahaan, meskipun tidak merinci pelanggaran kebijakan yang dilakukan oleh mantan karyawan tersebut.

Proyek Nimbus sendiri merupakan proyek yang yang melibatkan kontrak senilai lebih dari 1 miliar dolar (Rp15 triliun) antara Google, Amazon, pemerintah, dan militer Israel.

Proyek itu akan digunakan untuk menyediakan layanan komputasi awan kepada Tel Aviv, yang telah mendapat kecaman dari pendukung pro Palestina.

Pada 2021, lebih dari 300 karyawan Google dan Amazon sempat menandatangani surat terbuka yang menilai bahwa proyek tersebut dapat memperburuk diskriminasi dan pengusiran sistematis oleh militer dan pemerintah Israel terhadap warga Palestina.

"Teknologi ini memungkinkan pengawasan lebih lanjut dan pengumpulan data yang melanggar hukum mengenai warga Palestina, dan memfasilitasi perluasan pemukiman ilegal Israel di tanah Palestina," ujar surat tersebut, yang ditandatangani oleh 90 pekerja di Google dan lebih dari 300 pekerja di Amazon pada saat itu.

Lebih dari 600 karyawan Google juga telah mengecam sponsornya pada Forum Mind the Tech pada pekan lalu, tempat Regev berbicara dengan menyerukan perusahaan tersebut untuk menarik dukungannya dan meminta maaf atas korban jiwa di Gaza.

"Mohon menarik diri dari Mind the Tech, menyampaikan permintaan maaf, dan mendukung Google serta pelanggan yang putus asa atas banyaknya korban jiwa di Gaza; kami membutuhkan Google untuk berbuat lebih baik," kata surat itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya