Presiden AS, Joe Biden/Net
Tindakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dinilai sudah tidak lagi sesuai dengan kepentingan Israel.
Hal itu disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dalam sebuah wawancara, seperti dimuat AFP pada Minggu (10/3).
Biden mengakui hak Netanyahu untuk membela negaranya. Tetapi nyawa orang tak berdosa juga harus ikut dipikirkan.
Sehingga menurut Biden, kepemimpinan Netanyahu dalam perang ini hanya akan menyusahkan Israel.
"Dalam pandangan saya dia lebih merugikan Israel daripada membantu Israel,” ujar Biden.
Dalam kesempatan itu, Biden juga mengomentari potensi invasi Israel ke Rafah, tempat lebih dari 1,5 juta warga Gaza mengungsi dari perang.
Dia memberikan jawaban yang cukup ambigu, mengatakan akan tetap membantu Israel dengan senjata AS, tetapi tidak ingin ada lagi jutaan warga Gaza yang terdampak.
“Ini adalah garis merah. Saya tidak akan pernah meninggalkan Israel. Pertahanan Israel masih kritis," tegasnya.
Gaza telah menghadapi pemboman tanpa henti oleh Israel sejak Hamas melancarkan serangan lintas batas yang mengejutkan pada tanggal 7 Oktober yang mengakibatkan sekitar 1.160 kematian, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.
Hamas juga menyandera sekitar 250 sandera, 99 di antaranya diyakini Israel masih hidup di Gaza.
Sementara itu, operasi pembalasan Israel di Gaza yang dikuasai Hamas telah menewaskan lebih dari 30.800 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.