Berita

Ilustrasi/Net

Otomotif

JSW Group India Investasikan Rp75 Triliun Bangun Pabrik Kendaraan Listrik dan Baterai

SABTU, 09 MARET 2024 | 09:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di tengah semakin berkembangnya pasar kendaraan listrik di India, Konglomerat baja dan energi JSW Group berencana menginvestasikan 400 miliar rupee (sekitar 75 triliun rupiah) untuk membangun pabrik kendaraan dan baterai.

"JSW menargetkan produksi tahunan 100.000 kendaraan komersial dan 300.000 mobil penumpang," kata Kepala Perusahaan Sajjan Jindal, seperti dikutip dari Nikkei, Sabtu (9/3).

Pabrik tersebut akan dibangun di negara bagian timur Odisha.


JSW mengumumkan pada 10 Februari bahwa mereka telah menandatangani nota kesepahaman dengan pemerintah negara bagian mengenai proyek terkait kendaraan listrik, yang menyatakan bahwa proyek tersebut akan menciptakan 11,000 lapangan kerja.

Meski tanggal mulai beroperasinya belum diungkapkan, ada juga rencana untuk mendirikan pabrik baterai EV berkapasitas 50 gigawatt-jam.

Anak perusahaan baja grup tersebut juga mengoperasikan pabrik baja di Odisha. Dikatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka memposisikan negara bagian tersebut sebagai yang terdepan dalam sektor kendaraan listrik dan teknologi ramah lingkungan di India.

JSW Steel juga memproduksi lembaran baja listrik yang digunakan pada motor dan produk lainnya, membangun sinergi biaya dan pengadaan antara kelompok usaha baik baja untuk badan kendaraan maupun lembaran kinerja tinggi.

Lebih dari 80.000 kendaraan listrik terjual di India tahun lalu, dua kali lipat penjualan pada 2022, menurut Federasi Asosiasi Dealer Mobil India.

Saat ini, Tata Motors masih jadi pemimpin pasar kendaraan listrik India. Perusahaan lokal ini memiliki pangsa terbesar di pasar kendaraan listrik penumpang lokal pada 2023 sebesar 72 persen, menurut Global Data yang berbasis di Inggris.

Pada bulan Januari, mereka membuka ruang pamer khusus untuk kendaraan listrik di dekat New Delhi. Tata Group yang lebih besar bekerja sama untuk mendukung upaya kendaraan listrik, termasuk Tata Power yang mengembangkan jaringan pengisian daya.

Sementara itu, raksasa EV global Tesla belum memasuki pasar karena negosiasi yang sedang berlangsung dengan pemerintah mengenai tarif impor. BYD China juga belum meluncurkan upaya penuh di India karena ketegangan geopolitik.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya