Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Jakarta Raya (Kahmi Jaya) M. Ichwan Ridwan atau Boim/Ist
Jakarta yang saat ini sedang menuju kota global, memiliki pengaruh besar untuk mengenalkan budaya lokal ke kancah internasional.
Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Jakarta Raya (Kahmi Jaya) M. Ichwan Ridwan atau Boim mengatakan, budaya lokal, dalam hal ini Betawi harus dijadikan magnet untuk menarik perhatian wisatawan dari setiap negara di dunia.
"Jadi bagaimana harusnya ketika turis datang ke Jakarta, mereka penasaran ingin menyaksikan budaya Betawi itu apa dan bagaimana. Karena kalau yang disuguhkan itu budaya milik orang lain, ya tentu turis akan memilih datang ke daerah atau negara asal budaya tersebut," kata Boim, Selasa (5/3).
"Tidak perlu jauh-jauh, misalnya bagaimana ornamen Betawi ada di setiap hotel, MICE, pusat perbelanjaan, sekolah-sekolah, tempat wisata dan lain-lain. Atau, ada satu hari yang diwajibkan bagi anak sekolah untuk memakai seragam bernuansa Betawi. Nah ini butuh political will dari seorang Gubernur," kata Boim.
Meski demikian, kata Boim, pihaknya pun meyakini bahwa Jakarta merupakan pusat akulturasi budaya. Ia tidak menampik bahwa Jakarta mewadahi setiap orang dari berbagai suku, ras dan agama.
Boim juga menegaskan, masyarakat Betawi sejak dulu sangat terbuka dengan keberagaman yang ada di Jakarta.
"Gubernur Jakarta harus merupakan simbol pemersatu yang tidak boleh menafikan adat budaya setempat. Bahwa Betawi sebagai akar budaya Jakarta harus diakui, pun bahwa Jakarta juga rumah bagi semua budaya, itu tidak boleh dihilangkan," kata Boim.
Karena itulah, sambung Boim, Jakarta ke depan harus dipimpin tokoh yang sudah paham mengurus Jakarta serta memiliki rekam jejak panjang di Pemprov DKI Jakarta.