Berita

Marcel Radhival alias Pesulap Merah/Net

Publika

Menunggu Pesulap Merah Bongkar Trik Memindahkan Suara Hasil Pemilu

OLEH: MOH HASAN
SABTU, 02 MARET 2024 | 04:07 WIB

SEBAGIAN besar orang di Indonesia sudah tidak asing dengan Pesulap Merah. Seorang anak muda yang terkenal. Pesulap ini dikenal dengan kostum khasnya yang berwarna merah dan rambut palsu yang serupa. Nama asli pesulap muda ini adalah Marcel Radhival.
Marcel telah menguak beberapa praktik perdukunan di Indonesia. Melalui kontennya di platform YouTube, dia telah mengungkap trik-trik perdukunan yang masih banyak digunakan di Indonesia.

Marcel juga telah melaporkan beberapa tokoh spiritual dan dukun ke pihak berwenang, seperti Gus Samsudin dari Padepokan Nur Dzat Sejati di Blitar.

Marcel sangat menekankan bahwa praktik perdukunan dilarang di Indonesia sesuai dengan Pasal 545, 546, dan 547 KUHP. Dia mendapatkan dukungan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam mengungkap trik-trik perdukunan yang menggunakan kedok agama.

Marcel sangat menekankan bahwa praktik perdukunan dilarang di Indonesia sesuai dengan Pasal 545, 546, dan 547 KUHP. Dia mendapatkan dukungan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam mengungkap trik-trik perdukunan yang menggunakan kedok agama.

Aksi-aksi Marcel dalam mengungkap trik-trik perdukunan selalu berhasil menarik perhatian masyarakat dan netizen. Setiap kali mengunggah video di saluran YouTube-nya, Marcel selalu mengatakan, "Di dunia ini ada dua jenis dukun, dukun cabul atau dukun palsu."

Salah satu aksi Marcel yang paling viral adalah ketika dia membongkar kebohongan Ghost Syamsudin. Perseteruan antara Pesulap Merah (Marcel) dan Ghost Samsudin (Gus Samsudin) bermula ketika Marcel menyatakan bahwa dirinya akan membuktikan kemampuan kesaktian Gus Samsudin.

Marcel, yang merupakan seorang YouTuber dan pesulap, sengaja datang ke Blitar untuk menguji ilmu Gus Samsudin pada Juli tahun 2023 lalu.

Perseteruan ini semakin memanas ketika Marcel merasa diintimidasi oleh Gus Samsudin. Marcel juga membuat konten di saluran YouTube-nya yang mengungkap trik-trik sulap dan praktik pengobatan yang dilakukan oleh Gus Samsudin. Hal ini memicu reaksi keras dari Gus Samsudin dan pendukungnya.

Perseteruan keduanya berlanjut dengan adanya laporan polisi yang dilakukan oleh Persatuan Dukun se-Indonesia terhadap Marcel. Laporan tersebut menyebabkan penutupan Padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin.

Di sisi lain, meskipun pesta demokrasi Pemilu 2014 telah berakhir, kegaduhan masih belum mereda. Masyarakat di berbagai daerah masih merasa gelisah karena terdapat banyak kasus kecurangan dan kehilangan suara dalam hasil pemilu. Bahkan beberapa kasus mencatat adanya pemindahan suara ke kandidat tertentu dalam kontestasi politik.

Praktik pertunjukan sulap ala pemilu ini bukanlah keterampilan "kaleng-kaleng." Proses memindahkan, mengurangi, bahkan menghilangkan suara dari kotak suara yang tersegel, dan mengubah angka yang tercatat di hadapan para saksi, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh para profesional atau orang yang terlatih dalam melanggar aturan.

Hilangnya hasil suara pemilu membuat semua orang terkejut. Padahal, kotak suara sudah dalam kepungan pengawasan ketat oleh petugas.

Melihat fenomena ini, Indonesia sangat membutuhkan sosok seperti Pesulap Merah untuk mengungkap trik-trik yang digunakan dalam menghilangkan suara hasil Pemilu 2024.

Dengan keahliannya dalam membongkar trik dan praktik yang tidak fair, Pesulap Merah bisa menjadi harapan bagi masyarakat Indonesia untuk mengungkap kecurangan dan memperbaiki sistem pemilu.

Mengungkap hilangnya hasil suara pemilu dan mengembalikannya mungkin bukanlah perkara yang sulit. Tetapi masalah sesungguhnya adalah bagaimana menghadirkan keberanian untuk mengungkap kebenaran tentang kebohongan. Menghentikan sifat berbohong, penipu, dan licik tidak semudah mengembalikan suara yang hilang.

Bahkan sebagian orang lebih memilih untuk menghaluskan gunung daripada mengajak orang yang suka berbohong untuk jujur. Orang yang suka berbohong akan mengulang dengan rencana kebohongan yang lebih rapi daripada seragam dinas yang baru selesai disetrika.

Penulis adalah Wartawan Kantor Berita RMOLJatim

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya