Politisi oposisi Rusia Alexei Navalny/Net
Setelah beberapa hari menunggu, akhirnya otoritas Rusia bersedia mengembalikan jenazah politisi oposisi Rusia Alexei Navalny ke orang tuanya.
Kabar itu pertama diungkap oleh juru bicara Navalny, Kira Yarmysh dalam unggahan di platform media sosial X pada Sabtu (25/2).
Yarmysh mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mengusahakan agar jasad Navalny kembali ke ibunya.
“Jenazah Alexei diberikan kepada ibunya. Terima kasih banyak kepada semua orang yang menuntut hal ini bersama kami,” ujarnya, seperti dimuat
Al-Jazeera.Hingga kini, Yarmysh belum bisa memberitahukan tentang kapan upacara pemakaman Navalny akan dilangsungkan, sebab ada kemungkinan otoritas Rusia ikut campur.
Direktur Yayasan Anti-Korupsi Navalny, Ivan Zhdanov juga mengumumkan kabar yang sama tentang kembalinya Navalny.
"Terima kasih banyak. Terima kasih kepada semua orang yang menulis dan merekam pesan video. Anda semua melakukan apa yang perlu Anda lakukan. Terima kasih. Jenazah Alexei Navalny telah diberikan kepada ibunya,” tulis Zhdanov.
Istri Navalny, Yulia Navalnaya mendesak agar Presiden Vladimir Putin mengembalikan jenazah suaminya setelah dilaporkan meninggal pekan lalu.
“Kamu menyiksanya hidup-hidup, dan sekarang kamu terus menyiksanya sampai mati. Anda mengejek sisa-sisa orang mati,” kata Navalnaya.
Ibu Navalny, Lyudmila Navalnaya melakukan perjalanan ke Arktik untuk menuntut pembebasan jenazah putranya.
Saat tiba di sana, dia diminta oleh penyelidik Rusia untuk menguburkan putranya secara rahasia pada upacara pribadi tanpa pelayat.
Navalny, pria berusia 47 tahun yang secara luas dipandang sebagai tokoh oposisi paling menonjol di Rusia, meninggal pada 16 Februari di penjara Arktik dengan keamanan maksimum.
Kabar kematian Navalny mengundang simpati dari banyak pemimpin dunia, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden AS Joe Biden, mereka menuduh Putin sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Rusia membantah bertanggung jawab dan mengatakan bahwa Navalny meninggal karena sebab alamiah.
“Tuduhan itu sama sekali tidak berdasar dan kurang ajar terhadap kepala negara Rusia," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.