Berita

Ilustrasi/Net

Tekno

Badan Kejahatan Nasional Inggris Ambil Kendali Situs Geng Kriminal Dunia Maya Lockbit

KAMIS, 22 FEBRUARI 2024 | 10:29 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Geng kriminal dunia maya terkenal yang menyimpan data korbannya untuk mendapatkan uang tebusan, Lockbit, berhasil diintervensi Badan Kejahatan Nasional Inggris (NCA).

Hal itu diketahui lewat sebuah pesan yang muncul di situs Lockbit pada Senin malam (19/2), yang menyatakan bahwa saat ini sistem mereka berada bawah kendali penegakan hukum.

“Situs ini sekarang berada di bawah kendali Badan Kejahatan Nasional Inggris, bekerja sama erat dengan FBI dan gugus tugas penegakan hukum internasional 'Operasi Cronos,'” kata postingan tersebut, seperti dikutip dari BBC, Rabu (21/2).

Pada konferensi pers Selasa pagi (20/2), kepala NCA, Graeme Biggar, mengatakan pihaknya menilai kelompok tersebut bertanggung jawab atas 25 persen serangan ransomware pada tahun lalu.

Dia menyatakan insiden itu telah menyebabkan kerugian sebesar miliaran dolar.  

"Ada ribuan korban di seluruh dunia, termasuk 200 orang yang diketahui berada di Inggris," kata Biggar, menambahkan bahwa kenyataannya mungkin ada lebih banyak lagi.

Lockbit bekerja dengan menjual layanan kriminalnya, bertindak sebagai toko serba ada bagi pelanggan yang dikenal sebagai afiliasi. Afiliasi ini membayar untuk dapat melakukan operasi peretasan dan menerima perangkat lunak berbahaya serta saran.

Menurut laporan, mereka yang berada di belakang kelompok Lockbit diyakini berbasis di Rusia yang berarti, seperti kelompok serupa lainnya, mereka berada di luar jangkauan penegakan hukum untuk ditangkap.  

Artinya, gangguan sering kali merupakan satu-satunya pilihan realistis untuk melemahkan pekerjaan mereka, serta meningkatkan pertahanan dunia maya.

Ketika FBI melakukan operasi serupa terhadap kelompok bernama Blackcat tahun lalu, hal ini mengakibatkan pertikaian atas kendali situs tersebut antara kelompok tersebut dan penegak hukum AS, sebuah tanda bahwa operasi ini tidak selalu berjalan sesuai rencana.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya