Berita

Bejo Sugiantoro (kedua dari kanan)/Net

Sepak Bola

Bejo Sugiantoro, Libero Legendaris yang Sempat Dijuluki “Laurent Blanc Indonesia”

KAMIS, 22 FEBRUARI 2024 | 06:54 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Defender legendaris Persebaya Surabaya sekaligus Timnas Indonesia, Bejo Sugiantoro merupakan idola pecinta sepak bola nasional di era 1990-an hingga awal 2000-an.

Pasalnya, libero tangguh yang dibesarkan klub berjuluk “Bajul Ijo” itu merupakan langganan Timnas di lini belakang. Memulai karir profesional bersama klub yang bermarkas di Stadion Gelora 10 Nopember sejak 1994, Bejo sudah masuk skuad inti green force di usia 18 tahun.

Pria kelahiran Sidoarjo, 47 tahun silam ini sudah terlihat bakat memukau di usia muda. Di bawah asuhan pelatih Rusdy Bahalwan, performa Bejo terus meningkat. Bersama Uston Nawawi, Bejo sudah jadi langganan Garuda Muda saat itu.

Kendati belum membawa gelar apapun bagi Persebaya di ajang Liga Indonesia (Ligina) I dan II, kepiawaian Bejo sebagai palang pintu pertahanan sudah menjadi sorotan. Dia pernah memperkuat laga Perang Bintang Ligina bersama para pemain senior seperti Fachri Husaini dan Robby Darwis.

Baru di Ligina III, Bejo sukses membawa Bajul Ijo menjadi kampiun setelah menekuk Mastrans Bandung Raya di laga final. Sejak itu, pelatih Timnas Senior Henk Wullems melirik Bejo untuk masuk skuad Sea Games 1997 di Jakarta.

Saat itu Tim Sepak Bola Sea Games masih bisa diperkuat pemain senior. Timnas Sea Games 1997 yang didominasi pemain Persebaya, terukir nama Bejo di dalamnya. Saat itu Bejo sering menjadi pemain pengganti dari libero senior Robby Darwis.

Baru di laga ketiga menghadapi Malaysia, Bejo masuk line up pemain inti. Bersama Nur Alim dan Chairil Anwar, Bejo sukses mengantarkan Tim Garuda menang telak 4-0 atas Negeri Jiran.

Namun sayang, Timnas Garuda harus puas di peringkat 2 dengan medali perak setelah kalah melalui drama adu penalti dari Tim Gajah Putih Thailand. Penampilan Bejo pun terus meningkat. Dia menjadi pemain bertahan yang suka membantu penyerangan lewat umpan-umpan terobosannya.

Tak hanya itu, Bejo kerap melepas tembakan jarak jauh dari luar kotak penalti yang membuat kelabakan penjaga gawang lawan.

Saat Timnas diarsiteki Rusdy Bahalwan pada ajang Piala Tiger 1998 di Vietnam, ayah Rahmat Irianto ini kembali menjadi pemain andalan. Dia menjadi saksi mata, saat rekannya, Mursyid Effendi menjebol gawang sendiri yang dikawal Hendro Kartiko dalam drama sepakbola gajah kontra Thailand.

Namun, lagi-lagi disayangkan, Timnas tertahan di semifinal setelah kalah dari Singapura dengan skor 2-1. Negeri Singa itu kemudian keluar sebagai juara setelah menekuk tuan rumah Vietnam 1-0.

Di mata fans Timnas, Bejo tetap menjadi idola. Walaupun sering berganti tandem di barisan lini belakang Indonesia, nama Bejo tak tergantikan sebagai tembok kokoh Tim Garuda.

Di ajang Piala Asia tahun 2000, Bejo sering menjadi pemain cadangan. Pelatih Nandar Iskandar saat itu lebih suka memasang pendatang baru Jet Donald Laala sebagai barisan lini belakang bersama Nur Alim dan Eko Purjianto.

Pelatih Timnas terus berganti dari Al Hadad hingga Benny Dollo, Bejo terus menjadi andalan Tim Merah Putih di berbagai event. Sampai akhirnya di masa Ivan Kolev dalam ajang Piala Tiger 2002, pemain yang sering memakai nomor punggung 5 itu terus menjadi starter.

Di ajang itu, Bejo sempat menyumbang 2 gol Indonesia ketika menang telak atas Filipina 13-1. Namun sayang seribu sayang, di hadapan pendukung sendiri, Timnas belum mampu mempersembahkan trophy bergengsi di Asia Tenggara tersebut.

Timnas kembali kalah dari Thailand di partai final melalui drama adu penalti. Bermain imbang 2-2 selama 120 menit, Bejo menjadi pemain yang tak tergantikan. Dia sukses membuat striker andalan Tim Gajah Putih, Kiatisuk Senamuang tak berkutik.

Bejo turut menjadi algojo saat adu tendangan penalti. Akan tetapi tendangannya membentur mistar gawang. Setelah itu, defender muda Indonesia, Firmansyah juga gagal mengeksekusi penalti setelah tendangannya melambung ke atas. Timnas kembali gigit jari di ajang Piala Tiger (sekarang AFF).

Usai itu, karir Bejo terus menurun. Dia sempat berpindah klub ke PSPS Pekanbaru dan terkena sanksi PSSI usai memukul wasit. Tak hanya Bejo, rekan setimnya Aples Tecuari dan Hendro Kartiko juga dijatuhi sanksi larangan bermain, termasuk membela Timnas.

Bejo pun vakum berseragam merah putih di periode 2003. Karirnya kembali melejit setelah kembali ke Persebaya dan mempersembahkan gelar juara Liga Indonesia pada 2004. Namun di Timnas, Bejo tak lagi dilirik oleh pelatih Tim Garuda kala itu, Peter White. Pelatih asal Inggris tersebut lebih tertarik memanggil pemain debutan di Timnas saat itu seperti Charis Yulianto, Jack Komboy dan Mauly Lessy

Sempat berpindah klub ke Mitra Kukar dan Persidafon Dafon Sorong, Bejo akhirnya gantung sepatu di tahun 2013. Kini Bejo aktif menjadi pelatih. Dia pernah sukses sebagai juru taktik bersama Persik Kediri dan asisten pelatih Persebaya Surabaya.

Sepanjang karir sebagai pemain, Bejo begitu dikenang bagi pecinta bola tanah air. Di akhir 1990-an, Bejo pernah dijuluki oleh media olahraga nasional sebagai Laurent Blanc Indonesia.

Blanc merupakan libero sekaligus pahlawan Prancis pada Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Sama-sama bernomor punggung 5, Bejo dan Blanc memiliki kesamaan sebagai raja sliding tackle yang membuat pusing penyerang lawan. Keduanya juga aktif menyerang dan produktif mencetak gol.   

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Sekjen AMPG Anggap Qodari Sedang Melawak

Rabu, 22 Mei 2024 | 01:56

PK Ditolak MA, Alex Noerdin Tetap Jalani Vonis 9 Tahun Penjara

Rabu, 22 Mei 2024 | 01:36

Pemilik Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Bakal Diperiksa Polisi

Rabu, 22 Mei 2024 | 01:11

Tingkatkan Realisasi KPR Nonsubsidi, BTN Resmikan Sales Center Baru di 3 Kota Besar

Rabu, 22 Mei 2024 | 00:51

Tani Merdeka Bangun 7.200 Posko Pemenangan Sudaryono

Rabu, 22 Mei 2024 | 00:28

WWF ke-10 Aman dan Kondusif, Menteri PUPR Apresiasi Pengamanan TNI-Polri

Rabu, 22 Mei 2024 | 00:06

Mangkir dari Panggilan Kejaksaan, Anggota DPRD Madiun Dianggap Lecehkan Hukum

Selasa, 21 Mei 2024 | 23:49

Supian Suri Dilaporkan ke KASN dan BKN Jelang Pilkada 2024

Selasa, 21 Mei 2024 | 23:42

Nyaru jadi Bengkel, Industri Rumahan Narkotika Ini Mampu Memproduksi Jutaan Tablet

Selasa, 21 Mei 2024 | 23:20

KLHK Lanjutkan Safari Sosialisasi FOLU Net Sink 2030 di Yogyakarta

Selasa, 21 Mei 2024 | 23:16

Selengkapnya