Kepala Dewan Urusan Kelautan Taiwan pada Selasa (20/2), Kuan Bi-ling/Net
Patroli rutin yang dilakukan Pasukan Penjaga Pantai China di sekitar kepulauan Kinmen, mengganggu kegiatan pariwisata Taiwan.
Pada Senin (19/2), enam personel Penjaga Pantai China menaiki kapal wisatawan Taiwan untuk melakukan pemeriksaan selama sekitar setengah jam.
Di dalam kapal tersebut berisi 11 awak dan 23 penumpang. Para petugas memeriksa rencana rute, sertifikat, dan lisensi awak kapal.
Kepala Dewan Urusan Kelautan Taiwan pada Selasa (20/2), Kuan Bi-ling menilai tindakan ilegal China telah merugikan negaranya.
"Kami menilai hal itu telah merugikan perasaan masyarakat kami dan memicu kepanikan wisatawan," ujarnya kepada kepada wartawan di sela-sela parlemen di Taipei, seperti dimuat Al-Arabiya.
Patroli Bijing di pulau Kinmen dilakukan menyusul tewasnya dua nelayan China di perairan tersebut saat berusaha melarikan diri dari kapal Penjaga Pantai Taiwan.
Sementara itu, Pemerintah Taiwan mengklaim tindakan pengusiran mereka sah di mata hukum karena para nelayan menangkap ikan di dalam zona terlarang pulau tersebut.
Kantor Urusan Taiwan milik pemerintah China kemudian mengumumkan bahwa mereka sudah tidak lagi mengakui perbatasan tidak resmi di Kinmen.
Sehingga Penjaga Pantai China akan melakukan patroli dan inspeksi penegakan hukum secara teratur di perairan sekitar Kinmen untuk mencegah insiden serupa.
Pulau Kinmen yang dikuasai Taiwan pernah menjadi lokasi baku tembak pada tahun 1950-an.
Oleh karena itu, saat ini pulau itu sangat dijaga ketat oleh militer Taiwan, dilengkapi dengan senjata berat, bahkan kontingen pasukan khusus ditempatkan di sana.