Berita

Ketua Umum Pimpinan Pusat Jaringan Nasional Aktivis 98 (Jarnas'98) Sangap Surbakti/Ist

Politik

Jarnas '98 Curigai Parpol Lawas Delegitimasi Hasil Pemilu 2024

SELASA, 20 FEBRUARI 2024 | 10:56 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Aktivis pergerakan dan aktivis prodemokrasi seluruh Indonesia baik diminta mewaspadai gerakan sabotase Pemilu 2024. Untuk itu proses penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dari level terbawah hingga paling atas harus diawasi ketat.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Jaringan Nasional Aktivis 98 (Jarnas'98) Sangap Surbakti mengatakan, seruan ini bertujuan agar penyelenggara pemilu bekerja secara profesional dan transparan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun.

"Ada indikasi terstruktur dan masif yang dilakukan partai politik tertentu untuk mendelegitimasi hasil pemilu karena tak sesuai kehendak mereka. Langkah ini konyol. Kita harus dukung kerja-kerja penyelenggara," kata Sangap dalam keterangannya, Selasa (20/2).


Menurut Sangap, upaya ini dilakukan untuk membuat Indonesia chaos. Sehingga dunia dan masyarakat Indonesia menilai Pemerintahan Joko Widodo zalim.

Lebih jauh, Dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini menyampaikan, partai politik yang saat ini sedang berupaya mendelegitimasi hasil pemilu bukan partai baru. Menurutnya, parpol itu pertama kali berusaha mendelegitimasi hasil pemilu kala Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) keluar sebagai pemenang Pilpres 2004.

"Sampai pemerintahan SBY berjalan, mereka terus bekerja mendelegitimasi hasil pipres dengan menyuarakan, SBY neolib. Tapi ketika mereka berkuasa, malah mendukung sosok yang secara terang benderang pemikirannya neolib. Hal-hal seperti ini tak baik untuk jalannya demokrasi," kata Sangap.

Sangap yakin, rakyat tak terpengaruh propaganda yang secara berkelindan disuarakan partai politik tersebut. Pasalnya, rakyat jengah dengah pola-pola yang dilakukan partai tersebut. Terlebih, ketika rakyat kesulitan akibat Covid-19, mereka malah mengambil hak rakyat kecil.

"Jangan karena kalah dalam pemilu, apa saja dituduh curang, itu tidak elok kelihatan. Kalau memang partainya hebat dan saksinya kuat, seharusnya dalam 2x24 jam hasil real count itu sudah diketahui. Itu menandakan partai politik tersebut lemah dalam manajemen kepartaian," demikian Sangap.



Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya