Berita

Alexei Navalny dalam tahanan/Net

Dunia

Aktivis Anti Putin Alexei Navalny Meninggal Dunia

SABTU, 17 FEBRUARI 2024 | 00:16 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kabar mengejutkan datang dari aktivis antikorupsi Rusia sekaligus penentang paling kuat Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny. Pria 47 tahun yang saat ini sedang menjalani hukuman penjara dikabarkan meninggal dunia.

Bloomberg pada Jumat (16/2) mengatakan bahwa Navalny jatuh sakit saat berjalan-jalan dan staf medis tidak dapat menyelamatkannya. Belum diketahui secara jelas penyebab kematian dan sampai saat ini penyelidikan masih terus berlangsung.

Pada Desember 2023, teman dan pengacara Navalny menyampaikan peringatan di media sosial bahwa mereka kehilangan kontak dengannya. Ada kabar yang menyebutkan kritikus Kremlin itu diam-diam dipindahkan ke penjara di Siberia. Namun kemudian, Navalny kembali terlihat di kamp penjara terpencil di Arktik, di mana ia dijatuhi hukuman 19 tahun.


Kematian Navalny, simbol perlawanan utama Putin, pasti akan semakin mengobarkan ketegangan antara Kremlin dan negara-negara Barat, di tengah hubungan yang sudah berada pada titik terendah dalam beberapa dekade akibat invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.

Semasa hidup, Navalny melalui Yayasan Anti-Korupsi miliknya, menerbitkan investigasi korupsi di perusahaan-perusahaan negara yang tersebar luas di media sosial.

Dia hampir memenangkan pencalonan sebagai wali kota Moskow dan gagal mencalonkan diri melawan Putin dalam pemilihan presiden tahun 2018.

Ia memperoleh ketenaran setelah wawancara radio pada bulan Februari 2011 di mana ia menyebut partai berkuasa pro-Putin, Rusia Bersatu, sebagai partai “penipu dan pencuri.”  

Pada akhir tahun itu, ketika kecurigaan adanya kecurangan besar-besaran dalam pemilihan parlemen memicu protes jalanan, Navalny muncul sebagai tokoh utama yang menentang Putin dan pemerintahannya.

Navalny terus membuat marah pemerintah dengan membuat video-video YouTube apik yang mengungkap gaya hidup mewah para pejabat tinggi yang ditonton jutaan kali.  

Dia mencetak sensasi terbesarnya pada tahun 2017 dengan merilis sebuah video, yang ditonton oleh lebih dari 25 juta orang Rusia, yang menunjukkan perkebunan mewah yang diduga milik Perdana Menteri Dmitry Medvedev.  Saingan tingkat tinggi perdana menteri diduga membocorkan informasi yang membahayakan untuk digunakan Navalny melawannya.

Navalny dijatuhi hukuman tambahan 19 tahun pada bulan Agustus setelah pengadilan memvonisnya karena “ekstremisme” dalam persidangan yang diadakan di dalam penjara dengan keamanan tinggi.

Selama di dalam penjara pihak keluarga mengatakan Navalny mengalami perlakuan buruk dan kesehatannya terus menurun terutama saat ia melakukan aksi mogok makan. Namun belakangan, dikabarkan Navalny telah sehat kembali.

Menurut Lembaga Pemasyarakatan Federal, Navalny tidak memiliki keluhan apa pun sebelum meninggal dunia. Tahanan tersebut tiba-tiba jatuh sakit setelah berjalan-jalan di sekitar tahanan.

Keluarga dan teman-teman Navalny mengatakan mereka masih berusaha memastikan kematiannya secara independen.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya