Berita

Pengungsi Palestina di Rafah, Jalur Gaza selatan/Net

Dunia

Laporan: Mesir Siapkan Wilayah untuk Tampung Pengungsi Gaza Jika Israel Menyerang

JUMAT, 16 FEBRUARI 2024 | 16:09 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pemerintah Mesir dikabarkan sedang mempersiapkan sebuah kawasan di perbatasan Gaza untuk menampung warga Palestina, sebagai langkah antisipasi jika Israel menyerang Rafah dan memicu eksodus.

Mengutip Gulf Today, Jumat (16/2), salah satu dari empat sumber di Mesir mengatakan bahwa rencana mempersiapkan wilayah di perbatasan merupakan tindakan sementara dan pencegahan.

"Mesir telah mulai mempersiapkan daerah gurun dengan beberapa fasilitas dasar yang dapat digunakan untuk melindungi warga Palestina, dan menekankan bahwa ini adalah langkah darurat," tulis Gulf Today, mengutip sumber keamanan Mesir yang berbicara secara anonim.

Meski demikian pihak Mesir sampai saat ini masih optimis bahwa perundingan gencatan senjata masih dapat dilakukan dengan Israel.

Di sisi lain, rencana tersebut diambil setelah Israel mengumumkan rencananya untuk melancarkan serangan dan menghancurkan “benteng terakhir” Hamas di Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari serangan Gaza yang menghancurkan.

Saat ini tentara Israel sendiri dikabarkan tengah menyusun rencana untuk mengevakuasi seluruh warga sipil dari Rafah ke wilayah lain di Jalur Gaza.

Menanggapi kabar simpang siur tersebut, kepala Layanan Informasi Negara Mesir sendiri membantah adanya rencana tersebut.

"Hal ini tidak memiliki dasar kebenaran. Saudara-saudara Palestina kami telah mengatakannya dan Mesir telah mengatakan bahwa tidak ada persiapan untuk kemungkinan ini," katanya.

Namun, sebuah organisasi aktivis Yayasan Sinai untuk Hak Asasi Manusia menerbitkan gambar yang menunjukkan adanya truk konstruksi dan derek bekerja di daerah perbatasan tersebut dan gambar penghalang beton, untuk membuat tempat penampungan.

Mesir sendiri sebelumnya telah menyatakan penolakannya terhadap pengungsian warga Palestina dari Gaza sebagai bagian dari penolakan terhadap terulangnya “Nakba”, atau “bencana”, ketika sekitar 700.000 warga Palestina melarikan diri atau terpaksa meninggalkan rumah mereka dalam perang seputar pembentukan Israel di Gaza 1948.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya