RSJD Amino Gondohutomo, Semarang, siap menampung lonjakan pasien kalangan caleg usai Pemilu 2024/RMOLJateng
Bagi para calon legislatif (caleg) yang menang dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024, tentu akan menjadi kebanggaan. Namun bagi yang kalah, tentu terasa menyakitkan. Bukan tidak mungkin juga, ada banyak caleg yang depresi berat dan alami tekanan batin atas kegagalan mereka meraih kursi dewan.
Karena itulah, Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Amino Gondohutomo, Semarang, pun bersiap menerima lonjakan pasien caleg stres pasca-Pemilu 2024.
Kepala Bidang Pelayanan Medis RSJD Amino Gondohutomo, dr Arief Setyo Wibowo menjelaskan, meski tidak mempersiapkan khusus, tapi pihaknya siap jika harus menampung para pasien asal berbagai daerah di Jawa Tengah.
Selain rawat inap, pelayanan rawat jalan poliklinik umum dan spesialis bisa melayani para caleg yang butuh perawatan.
"Kita tidak memberikan pelayanan khusus, namun pelayanan rawat jalan dan poliklinik di RSJ Amino siap melayani jika terjadi lonjakan pasien gangguan kejiwaan. Ruangan perawatan yang kita miliki memadai, kapasitasnya pasti cukup. Jumlah ruangan rawat inap sekarang tambah lumayan, jadi kita pastikan tidak ada masalah," kata dr Arief, dikutip
Kantor Berita RMOLJateng, Kamis (15/2).
Termasuk pelayanan bagi pasien juga terus semakin lengkap, konsultasi rawat jalan bisa dengan online, sehingga tidak mengganggu pemulihan pasien kejiwaan yang perlu banyak istirahat. Juga membantu pasien daerah lain luar Kota Semarang yang menjalani rawat jalan.
"Klinik psikiater bisa online pelayanannya jadi pasien tidak harus bertemu dokter atau psikolog, istirahat untuk masa pemulihan otomatis tidak terganggu. Tanpa antre, cepat dan praktis, itu kelebihannya. Apalagi, tim psikolog juga menambah jam pelayanan, sehingga konsultasi medis seputar kesehatan psikologis dan kejiwaan dapat terlayani maksimal," paparnya.
Adapun jumlah pasien rawat inap berdasarkan data daya tampung RSJD Amino Gondohutomo terbaru, tidak sebanding antara pasien yang terdaftar sebagai pasien rawat jalan dan rawat inap termasuk Unit Gawat Darurat (UGD). Pasien rawat inap sedikit karena banyak para pasien memilih melakukan rawat jalan.
"RSJ memang tidak sama dengan rumah sakit umum biasa, karena kebanyakan pasien yang menjalani rawat inap hanyalah mereka dengan kondisi kejiwaan depresi berat, butuh penanganan medis. Tidak semua pasien masuk disarankan rawat inap, demi pertimbangan psikologis pasien juga sehingga dokter menyarankan rawat jalan. Jadi,
screening kejiwaan pasien kita perhatikan untuk menentukan pasien harus rawat inap atau cukup mendapat rawat jalan," pungkasnya.