Berita

Wartawan senior Arief Gunawan bersama Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) sekaligus pendiri Kantor Berita Politik RMOL, Teguh Santosa/Rep

Tokoh

Penuh Cinta, Kisah Perjuangan Hidup Rizal Ramli Tertuang dalam Sebuah Buku

SELASA, 13 FEBRUARI 2024 | 14:13 WIB | LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA

Kisah hidup tokoh pergerakan almarhum Dr. Rizal Ramli tertuang rapih dan lengkap dalam sebuah buku berjudul “Rizal Ramli: Cinta, Kegigihan dan Patriotisme” yang ditulis oleh wartawan senior Arief Gunawan.

Hal itu diungkapkan oleh Arief saat bedah buku bersama Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) sekaligus pendiri Kantor Berita Politik RMOL, Teguh Santosa.

Kepada Teguh, Arief menjelaskan alasan memilih kata-kata dalam buku tersebut.

Awalnya, Arief mengaku sebelum Rizal Ramli meninggal dirinya sempat menawarkan sejumlah judul buku. Namun, tawaran itu dimentahkan oleh Rizal karena sesuatu alasan.

"Ya jadi begini seperti Bang Teguh kemukakan sendiri almarhum (Rizal) sudah baca naskah-naskah buku ini,” kata Arief dalam akun YouTube @FrontPageComm yang dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (13/2).  

“Saya sebagai penulis sudah menawarkan beberapa judul misalnya Kisah Cinta Anak Bangsa Terhadap Negerinya. Saya lupa ada beberapa judul yang kemudian dia respon secara keras kurang berkenan, cengeng, lembek, sudah kaya bikin skripsi," tambah Arief dengan sedikit tawa mengingat percapakan waktu itu.

Meski kurang berkenan, Arief justru mendapat solusi dan masukan Rizal Ramli.

"Akhrinya bilang gini, 'coba rumuskan Rizal Ramli itu apa, jadi rumuskan dalam beberapa kata," tegas Arief tirukan perintah mendiang Rizal.

Dari sini, Arief mulai mengulik judul buku dengan peranan masing-masing. Soal cinta, Arief menggambarkan bila sosok mendiang Rizal Ramli dipenuhi rasa cinta kasih oleh orang tua saat masih kecil.

"Cinta bukan dalam artian asmara tapi dalam kehadiran apa itu selalu membanggakan almarhum Ibu Rawiyah sebagai orang pertama yang berikan cinta kasih seorang ibu yang legasinya pada saat 3 tahun sudah diajarkan baca tulis walaupun kebersaamam dengan ibu tidak cukup lama. Pak Rizal usia 6 tahun ibu ini meninggal begitu kira-kira tapi membekaskan cinta," beber Arief.

Usai ditinggal Ibu, Rizal bersama dua saudaranya diasuh nenek di Bogor, perlakuan nenek ke Rizal pun sama dengan ibundanya yakni penuh cinta.

Sosok ketiga yang memiliki cinta mendalam dan terus ada dalam diri Rizal adalah almarhumah istrinya, Herawati Moelyono yang dikenal lembut, bijak, dan pandai.

Cinta dari orang-orang di sekitar Rizal, membuat dirinya tumbuh gigih dan berjuang untuk meraih mimpi.

Kegigihan terlihat semasa hidup Rizal Ramli yang penuh dengan perjuangan baik saat menempuh jalur sekolah maupun di universitas, apalagi saat harus mendekam di penjara Sukamiskin.

"Kemudian jadi kegigihan dia merasa bisa struggle, survive, hidup dalam penjara dikejar-kejar aparat banyak hal-hal yang menggambarkan bagaimana kita bersikap gigih hadapi percobaan," ungkap Arief.

Terakhir soal patriotisme, Arief mengingat bila Rizal selalu mementingkan kepentingan khalayak umum ketimbang diri sendiri, atau bisa diartikan berbakti demi negara.

"Kalau patriotisme dimulai sejak tahun 1970 ketika dia (Rizal) memimpin gerakan anti kebodohan dan mewarisi bakat guru dari ibunda Rawiyah. Perhatian ke pendidikan itu dari ibu, sampai dia (Rizal), masuk penjara dia kan tetap konsisten mengedepankan sikap patriotisme cinta tanah air, memihak ke rakyat kecil jadi itulah rumusan Rizal Ramil," bebernya lagi.

Dari sini, Arief dan Rizal sepakat bahwa judul buku tersebut harus mengandung unsur ketiga hal tersebut.

"Dari 3 kata yang Pak Rizal ingin kata cinta itu, cinta itu melahirkan kegigihan dan patriotisme," pungkas Arief.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya