Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla bersama Anies Baswedan/RMOL
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengaku sudah menonton film dokumenter Dirty Vote yang disutradarai Dandhy Laksono.
Menurut sosok yang akrab disapa JK itu, film dokumenter ini menampilkan fakta lapangan yang terjadi selama proses Pemilu 2024 berlangsung.
"Saya sudah nonton tadi malam. Film itu betul luar biasa. Tapi semuanya kebenaran," kata JK di kediamannya di kawasan Brawijaya Raya, Jakarta Selatan, Senin (12/2).
Di sisi lain, JK menyebut sutradara film ini masih sangat sopan. Sebab masih banyak fakta di lapangan yang belum terekam di dalam film berdurasi 1:57:22.
"Saya kira ini Dirty Vote, film ini masih ringan dibanding kenyataan yang ada. Mungkin baru 25 persen karena tidak mencakup kejadian di daerah-daerah, kejadian di kampung-kampung, kejadian bagaimana bansos diterima orang," jelasnya.
"Mungkin sutradaranya lebih sopan. Masih sopan. Tapi sebagian pihak lain masih marah apalagi kalau dibongkar semuanya," sambung Ketua Umum Palang Merah Indonesia itu.
Film ini dokumenter ini membeberkan desain kecurangan Pemilu 2024. Tiga ahli hukum tata negara tampil membeberkan fakta di film ini yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.
Film Dirty Vote mengungkap berbagai instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu dan merusak tatanan demokrasi.
Penggunaan infrastruktur kekuasaan yang kuat, tanpa malu-malu dipertontonkan secara telanjang di demi mempertahankan status quo. Bentuk-bentuk kecurangannya diurai dengan analisa hukum tata negara.