Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta/Net
Wacana mengubah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi koperasi dinilai sebagai langkah mundur bagi tata kelola perusahaan milik negara.
Ketua Srikandi BUMN, Tina Kemala Intan mengatakan, BUMN di bawah komando Menteri Erick Thohir telah menciptakan lingkungan kerja yang inklusif melalui program Employee Well-Being Concern.
Hal ini memberikan landasan kuat bagi perusahaan dan organisasi BUMN dalam meningkatkan kualitas hidup karyawan.
"Kalau status BUMN diubah menjadi koperasi, kami tidak yakin para perempuan akan mendapatkan kesempatan yang sama dengan apa yang telah dilakukan di BUMN saat ini," kata Tina dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/2).
Wacana tersebut juga dinilai akan mengecewakan kaum perempuan yang selama ini telah mendapatkan kepercayaan untuk mengemban sejumlah posisi strategis di BUMN.
Tina mengingatkan, keberhasilan transformasi BUMN dalam beberapa tahun terakhir tak hanya berdampak signifikan pada aspek kinerja perusahaan, melainkan implementasi nilai-nilai sosial dan kesetaraan gender di lingkungan BUMN.
Keberpihakan BUMN terhadap perempuan bahkan telah terimplementasi melalui berbagai program strategis, termasuk masuk ke dalam cetak biru 2024-2034.
Komitmen yang tertuang dalam cetak biru tersebut menekankan pentingnya peranan perempuan dalam mengatasi banyak persoalan di BUMN, mulai dari aspek operasional, kesehatan mental, fasilitas
daycare, hingga
financial support.
"Empat tahun terakhir di bawah kepemimpinan Erick Thohir, BUMN telah melakukan banyak terobosan konkret dalam memberikan kesempatan kepada perempuan. Kami tentu berharap program kepemimpinan perempuan yang sudah baik ini dapat terus terjadi dan semakin meningkat," tutup Tina.